Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan pada tahun 2025 mendatang rasio elektrifikasi (RE) mencapai 100%.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan untuk mencapai RE 100% di tahun 2025 itu Pemprov Sumbar bersama PT PLN akan fokus ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena di daerah itu masih terdapat sejumlah desa yang belum teraliri listrik.
"Saat ini capaian RE Sumbar 99,77%. Artinya ada sekitar 23% lagi untuk mengaliri rumah-rumah warga dengan listrik," katanya, Kamis (19/9/2024).
Dia menyampaikan untuk mencapai RE 100% pada tahun 2025 mendatang itu, Pemprov Sumbar melalui Dinas ESDM bersama PLN akan meluncurkan program Mentawai Terang. Program itu berjalan dengan cara mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Rencana tersebut juga dibuktikan dengan telah adanya roadmap untuk di Mentawai Terang itu. Sehingga bila desa-desa di Mentawai berhasil teraliri listrik secara merata, maka rasio elektrifikasi akan tercipta 100%.
Gubernur menegaskan Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menjadi satu-satunya daerah yang menyandang status terdepan, tertinggal dan terluar atau 3T di Sumbar.
Baca Juga
Artinya untuk pasokan utama listrik di Mentawai, lanjut Mahyeldi, masih bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), sehingga luas jangkauannya terbatas.
Akibat hal tersebut masih ada masyarakat yang masih belum menikmati akses jaringan listrik karena untuk operasionalnya membutuhkan supply bahan bakar minyak (BBM) yang ketersediaannya sangat bergantung pada keadaan cuaca dan kondisi alam.
“Sekarang sekitar 6 MegaWatt listrik yang mengaliri mentawai disupply oleh pembangkit listrik tenaga diesel," sebutnya.
Dikatakannya saat ini PLN bersama beberapa calon investor sudah punya rencana untuk pembangunan beberapa unit pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS di Mentawai.
Untuk itu diharapkan setelah hal tersebut berjalan, seluruh kebutuhan listrik masyarakat Mentawai dapat terpenuhi.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus menambahkan salah satu fokus pihaknya pada bidang energi ketenagalistrikan, adalah memberikan bantuan pemasangan jaringan instalasi listrik sederhana gratis.
"Pemasangan jaringan instalasi listrik sederhana gratis itu bagi masyarakat tidak mampu, serta memfasilitasi masuknya akses jaringan listrik PLN hingga ke wilayah terpencil maupun terisolir," ungkapnya.
Sejauh ini telah ada sebanyak 1.200 kepala keluarga tidak mampu telah dibantu lewat program pemasangan instalasi listrik untuk rumah tangga sederhana pada tahun 2021.
Kemudian pada tahun 2022, jumlah penerima program Listrik RTS berjumlah 1.198 kepala keluarga.
Menurutnya dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan pasokan jaringan listrik, Dinas ESDM Sumbar lewat sumber pendanaan yang dibiayai APBD maupun bantuan APBN juga terus membangun unit-unit pembangkit Solar Home System (SHS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebar dalam empat tahun terakhir.
"Langkah ini dilakukan dalam upaya menjangkau masyarakat yang bermukim di wilayah yang jauh serta tidak terjangkau instalasi jaringan listrik PLN," ujar Herry.
Selanjutnya pada tahun 2022, Dinas ESDM Sumbar memasang 20 unit SHS di wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.
Disamping itu, dinas ini juga melakukan program revitalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Sungai Lolo di Kabupaten Pasaman serta PLTMH Muaro Tombang di Kabupaten Pasaman Barat.
Lalu pada tahun 2023 lalu, dinas ini memberikan dukungan penuh terhadap sektor pertanian Sumbar dengan melakukan pemasangan PLTS irigasi di wilayah Kota Sawahlunto dan Kabupaten Tanah Datar.
Dikatakannya pompa irigasi tenaga surya yang dipasang, mengairi sekitar 30 ribu hektar sawah dan lahan pertanian masyarakat.
"Jadi kami bantu sawah tadah hujan masyarakat dengan menyediakan PLTS irigasi. Sehingga kebutuhan air sawah terpenuhi dan hasil produksi padi maksimal," tutupnya.