Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pj Gubernur Sumsel Sebut Hilirisasi Perlu Perhatikan Supply Chain

Program hilirisasi yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Ilustrasi. Deretan truk di sekitaran perkebunan sawit Sepaku, Kalimantan Timur, dekat lokasi IKN Nusantara pada Rabu (8/3/2023). - Reuters/Willy Kurniawan
Ilustrasi. Deretan truk di sekitaran perkebunan sawit Sepaku, Kalimantan Timur, dekat lokasi IKN Nusantara pada Rabu (8/3/2023). - Reuters/Willy Kurniawan

Bisnis.com, PALEMBANG – Program hilirisasi yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) membutuhkan dukungan dari semua pihak. 

Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan Provinsi Sumsel sebagai daerah lumbung pangan dan energi memang berpeluang untuk hilirisasi berbagai hasil sumber daya alam (SDA). 

Akan tetapi terdapat satu faktor penting yang perlu diperhatikan agar upaya meningkatkan nilai tambah dari suatu produk itu berjalan. 

“Jadi kan hilirisasi tidak bisa dipaksa, sesuai kebutuhan. Salah satu faktor penting dari hilirisasi adalah bahwa industri harus masuk ke rantai pasok (supply chain),” katanya usai pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel. 

Oleh karena itu, kata Elen, Sumsel patut mencari jalan sehingga rantai pasok dapat masuk ke Sumsel dan hilirisasi dari berbagai potensi yang ada di Bumi Sriwijaya berjalan. 

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menambahkan langkah hilirisasi dapat dimulai dengan melakukan pemetaan (mapping) produk yang dapat dilakukan hilirisasi. 

Seperti misalnya sawit sebagai produk unggulan sudah jelas hilirisasi yang bisa dilakukan produknya apa saja. Sementara untuk produk lain masih perlu ditingkatkan kembali. 

“Nah, ini harus dilakukan di luar produk kelapa sawit [unggulan] juga. Ini yang saya rasa PR bagi pemerintah daerah yang baru,” katanya. 

Selain hilirisasi, kata Shinta, pengembangan yang juga perlu dilakukan adalah industri hulu. Hal itu lantaran sekitar 70% bahan baku penolong di tanah air masih berasal dari impor. 

“Jadi kita harus mengembangkan industri hulu, karena kalau tidak kita [Indonesia] akan selalu bergantung dan industrialisasi kita tidak bisa optimal,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper