Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Sumsel Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Penetapan status itu dilakukan sebagai upaya mitigasi dini kejadian karhutla yang telah menjadi bencana tahunan di Bumi Sriwijaya.
Asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023). Lahan gambut tersebut terbakar sejak Kamis (31/8). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) resmi telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) usai tiga kabupaten di wilayah itu lebih dulu menaikkan status menjadi siaga darurat. 

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Sudirman mengatakan wilayah yang telah menetapkan status siaga darurat meliputi Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Banyuasin. 

Menurut Sudirman, penetapan status itu dilakukan sebagai upaya mitigasi dini kejadian karhutla yang telah menjadi bencana tahunan di Bumi Sriwijaya. 

Setelah penetapan status ini, selanjutnya akan ada apel kesiapsiagaan Karhutla dengan seluruh instansi terkait. “Akan ada apel, dan saat ini masih proses untuk penjadwalan pelaksanaannya,” katanya, Senin (24/6/2024). 

Dia menerangkan bahwa status yang telah ditetapkan itu akan berlaku kurang lebih sekitar 5,5 bulan atau hingga 30 November 2024. Namun demikian, status berpotensi dinaikkan jika memang kondisi semakin mengkhawatirkan. 

Sementara itu, imbuh Sudirman, terdapat sembilan kabupaten kota lain yang saat ini sedang berproses menaikkan status siaga darurat. Diantaranya  Ogan Ilir (OI), Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU), Muara Enim, OKU Timur, Musi Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara), Lahat dan OKU Selatan. 

“Setelah penetapan kita akan mengajukan penggunaan helikopter untuk patroli dan water bombing ke BNPB. Dan jika diperlukan kita juga akan melakukan teknik modifikasi cuaca,” terangnya. 

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wan Dayantolis mengungkapkan kondisi awal tahun di Sumsel masih diwarnai El Nino atau kondisi curah hujan berlangsung dengan kondisi yang sama dengan rata-ratanya. 

Namun, BMKG memperkirakan, sesudah El Nino yang saat ini berada di posisi netral akan beralih menjadi La Nina pada periode Juni-Agustus 2024. 

“La Nina akan memberikan dampak berupa peningkatan curah hujan pada periode Juni sampai bulan Agustus 2024. Dan beberapa kejadian bahkan menguat sampai akhir tahun,” terang dia. 

Dengan demikian pihaknya memprediksi puncak musim kemarau yang biasa berlangsung pada Agustus-September, sedikit bergeser maju dan durasi lebih pendek berkisar 20-30 hari dari biasanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper