Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OKI Berhasil Tekan Inflasi Berkat Operasi Pasar hingga Gerakan Pangan Murah

Inflasi di Kabupaten OKI tercatat 2,81% pada Mei 2024 (year on year/yoy) di bawah angka nasional sebesar 2,84% dan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) 2,98%.
Pj. Bupati OKI Asmar Wijaya (kanan) didampingi Kepala BPS OKI Anugerah Hani Prasetyowati menghadiri rakor rilis inflasi Mei 2024 oleh BPS OKI di ruang kerjanya, Selasa (4/6/2024)./Istimewa
Pj. Bupati OKI Asmar Wijaya (kanan) didampingi Kepala BPS OKI Anugerah Hani Prasetyowati menghadiri rakor rilis inflasi Mei 2024 oleh BPS OKI di ruang kerjanya, Selasa (4/6/2024)./Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG – Inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tercatat 2,81% pada Mei 2024 (year on year/yoy) di bawah angka nasional sebesar 2,84% dan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) 2,98%.

Pj. Bupati OKI Asmar Wijaya mengatakan tingkat inflasi itu berhasil ditekan setelah berbagai langkah dilakukan, mulai dari operasi pasar, pengaktifan Satgas Pangan, hingga program gerakan pangan murah.

“Saya kira ini merupakan kerja keras kita semuanya, apalagi semua stakeholder juga sudah bekerja untuk menekan tingkat inflasi di OKI,” kata Asmar pada rakor rilis inflasi Mei 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) OKI di ruang kerjanya, Selasa (4/6/2024).

Asmar membandingkan tingkat inflasi di OKI sejak Januari hingga Mei tahun ini, yakni dari 4,92% turun drastis menjadi 2,81%. Atas hasil ini, Asmar mengaku sangat amat bersyukur dengan tingkat inflasi OKI yang terkendali.

“Alhamdulillah, secara umum OKI cukup aman. Kita akan terus berupaya agar trennya akan semakin membaik, upaya pengendalian tidak kita hentikan,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala BPS OKI Anugerah Hani Prasetyowati dalam paparannya menjelaskan beberapa komoditas penyumbang inflasi periode Mei, antara lain cabai merah, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, hingga minyak goreng.

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 2,41%. Disumbang oleh beras, bawang merah, cabai merah dan tomat, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,52%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah pempek, nasi dengan lauk dan martabak,” jelas Hani.

Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,49%, antara lain emas perhiasan dan pasta gigi.

Untuk menjaga laju inflasi ke depan, Hani menjelaskan OKI sudah memiliki langkah awal yang sangat baik.

“Sudah dilakukan upaya upaya maksimal hingga penurunan inflasi signifikan. Harus diperhatikan komoditas penyumbang inflasi,” ujar dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper