Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau menargetkan prevalensi stunting di daerah itu bisa terus diturunkan, bahkan hingga menjadi satu digit pada 2025 mendatang.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Provinsi Riau tercatat sebesar 13,6%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan capaian nasional yang berada di angka 21,5%. Provinsi Riau berhasil menempati urutan ketiga terendah setelah Provinsi Jambi dan Bali.
Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto menyebutkan beberapa daerah yang rendah angka prevalensi stunting misalnya di Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, telah menyentuh angka satu digit, yakni 7,6% di Kampar dan 8,6% di Pekanbaru.
"Kabupaten Kampar dengan prevalensi stunting 7,6% setara dengan Bali, ini luar biasa satu digit. Begitu juga Kota Pekanbaru dengan 8,7%, ini juga satu digit. Artinya, terjadi penurunan yang sangat bagus sekali," ujarnya, Kamis (30/5/2024).
Dia mengakui dengan pencapaian tersebut, prevalensi stunting di Provinsi Riau diharapkan dapat mencapai angka satu digit pada 2025 mendatang.
Menurutnya jika prevalensi stunting Provinsi Riau sudah berada di angka satu digit, fokus utama pemerintah akan beralih dari penurunan stunting ke upaya pencegahan stunting. Upaya-upaya ini termasuk edukasi pra-nikah, pemberian susu gratis dan vitamin untuk ibu hamil, serta tablet penambah darah.
Baca Juga
"Jadi saat pra nikah dan ibu-ibu hamil itu diberikan edukasi, serta pemberian susu gratis untuk ibu hamil, vitamin K, serta tablet tambah darah, inilah upaya yang harus dilakukan," pungkasnya.