Bisnis.com, PADANG - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) menyerahkan bantuan sejumlah uang tunai serta bibit dan pupuk untuk Himpunan Pengusaha Rendang Minang (HIPERMI) sebagai bentuk mendorong pasar ekspor hasil tani di Ranah Minang.
Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan keberadaan pelaku UMKM khususnya rendang miliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Makanya kami melalui TJSL turut membantu HIPERMI dalam bentuk SDM yaitu pelatihan pengembangan usaha, serta turut memberikan bantuan pupuk dan bibit kepada petani yang tergabung dalam HIPERMI, karena produksi rendang dari HIPERMI ini dilakukan dengan sistem organik," katanya usai kegiatan di Aula Kanwil DJPb Provinsi Sumbar di Padang, Rabu (29/5/2024).
Benny menyampaikan hadirnya Indonesia Re untuk HIPERMI ini dalam rangka melaksanakan pilar ekonomi dan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), Indonesia Re memperluas area pemberian bantuan mitra binaan di wilayah Sumbar yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan.
Kemudian Indonesia Re juga memfasilitasi edukasi mengenai asuransi ekspor kepada UMK yang siap melakukan ekspor usahanya sekaligus menyerahkan bantuan pendanaan UMK.
"Jadi hal yang dilakukan HIPERMI ini harus kita dukung, karena juga bisa mengangkat ekonomi daerah, dan bisa membuat pendapatan meningkat," ujarnya.
Baca Juga
Sebagai perusahaan pelat merah (BUMN), kata Benny, Indonesia Re memegang tanggung jawab untuk melakukan pembangunan berkelanjutan bersamaan dengan menebar manfaat dari sisi ekonomi, sosial, lingkungan dan hukum.
Pada pelaksanaannya, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berprinsip bahwa integrasi dengan berbagai pihak merupakan bagian dari upaya pengembangan bisnis perusahaan.
“Salah satu potensi ekonomi yang sedang didorong oleh Kanwil DJPb Sumbar adalah peningkatan industri pangan untuk memenuhi pasar domestik dan internasional. Tentunya, Industri pangan harus didukung dengan ketersediaan bahan baku," sebutnya.
Untuk itu anggota HIPERMI tidak hanya beranggotakan pengusaha masakan jadi saja, tapi juga dibentuk divisi agro (petani) yang berperan dalam menjamin ketersediaan bahan baku pangan.
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM & Corporate Secretary Indonesia Re Robbi Yanuar Walid menambahkan hadirnya Indonesia Re merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjalankan pilar ekonomi dan TPB No.8 Tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Re terhadap UMK.
"Program pendanaan UMK ini merupakan prioritas dari Kementerian BUMN Keasdepan TJSL dimana kegiatan ini juga menjadi sinergi antara Indonesia Re dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Asuransi Asei Indonesia, HIPERMI juga Pemprov Sumbar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi menuju level global," jelasnya.
Di kesempatan itu, Kakanwil DJPb Provinsi Sumbar Syukriah HG juga mengatakan percepatan pertumbuhan ekonomi di Sumbar melalui berbagai program perlu disupport oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat dan juga unit lain seperti BUMN khususnya dukungan pengembangan UMKM.
"Sumbar merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatra yang berupaya dalam meningkatkan perekonomian daerah terutama di bidang pertanian. Hal tersebut terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Sumatera Barat 2005-2025," ujarnya.
Syukriah menyebutkan untuk HIPERMI yang baru berjalan satu bulan ini memang secara bertahap akan terus diperkuat SDM dan butuh dukungan dari berbagai pihak.
Sehingga kepedulian dari Indonesia Re kali ini menjadi pemantik bagi pihak lainnya untuk bisa bekerjasama dalam mendorong HIPERMI untuk menjadi pelaku usaha yang mandiri.
"Kami yakin kemandirian fiskal akan menjadi kebanggan Sumbar," tegasnya.
Menurutnya dalam jangka pendek ini, HIPERMI akan tetap melakukan ekspor, sembari terus meningkatkan SDM melalui pelatihan-pelatihan UMKM yang tergabung dalam HIPERMI.
Selain itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar Endrizal menyampaikan bahwa rendang memang tengah menjadi perhatian khusus oleh Pemprov Sumbar seiring telah terbentuknya HIPERMI yang dimotori oleh Kanwil DJPb Sumbar.
"Kami berharap berkembangnya usaha UMKM rendang ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar hingga 10% dan hal ini tentunya butuh kerja keras," katanya.
Dikatakannya sebagai bentuk dukungan Pemprov Sumbar, telah mulai dilakukannya penanaman bibit kelapa sebagai untuk mendukung ketersedian bahan utama rendang yakni santan kelapa.
"Ada 1 juta penanaman kelapa itu dilakukan oleh dinas pertanian," ucapnya.
Bahkan Pemprov Sumbar memastikan akan mempersiapkan anggaran untuk mendukung HIPERMI sehingga terwujud ekspor rendang. "Apa yang menjadi tanggungjawab pemerintah akan kami persiapkan," tegasnya.
Dikatakannya dalam memproduksi rendang di HIPERMI itu, tidak hanya bicara soal produksinya saja, tapi turut memastikan hilirisasi yang sesuai dengan standar keperluan ekspor.
"Jadi rendang ini tidak hanya dari daging sapi saja, tapi juga ada dari ikan, ayam, telor ayam, jamur tiram, dan lainnya," jelas Endrizal.
Ketua HIPERMI Fibrianti Takarina menambahkan bahwa ekspor rendang yang dilakukan selama ini dari Sumbar masih berupa bumbu dengan tujuan ke Eropa yakni Jerman.
"Ada sekitar 2-3 ton bumbu rendang yang saya ekspor per bulannya. Pasar butuh banyak sebenarnya, tapi ada syarat ekspor yang dipenuhi yakni bahan-bahannya harus dari pertanian organik, dan inilah kami persiapkan dalam jangka pendek ini," kata Rina.
Menurutnya bicara soal kebutuhan pasar ekspor rendang ini, sangat terbuka luas. Seperti halnya untuk kebutuhan makanan para calon jemaah haji tahun 2024 ini, yakni rendang nangka.
Para pelaku usaha rendang yang tergabung dalam HIPERMI ternyata tidak bisa memanfaatkan peluang itu, karena kekurangan bahan yakni nangka. Akibatnya, peluang tersebut diambil oleh negara lainnya yang juga bisa membuat rendang.
"Hal ini memang sangat kami sayangkan. Makanya kepedulian seperti Indonesia Re itu sangat kami harapkan. SDM terus ditingkatkan dan produksi hasil tani juga bisa terus ditingkatkan," tutupnya.