Bisnis.com, PADANG - Harga pangan di pasar wilayah Provinsi Sumatra Barat naik sebagai dampak banjir bandang lahar dingin yang melanda kawasan pertanian di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Dari pantauan harga di pasar pada Jumat (17/5) harga cabai merah mengalami kenaikan mencapai Rp65.000 per kilogram, bawang merah Rp35.000 per kilogram, tomat Rp10.000 per kilogram, dan sayur mayur lainnya mengalami kenaikan dari harga normal mencapai Rp2.000 per kilogram.
Untuk mengantisipasi dampak buruk bagi perekonomian Sumbar, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah menyiapkan upaya meredam kenaikan harga sembako pasca bencana banjir bandang lahar dingin yang melanda 3 daerah di Sumbar pada Sabtu (11/5) lalu tersebut.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan hasil rapat dengan TPID itu salah satunya yakni memasok kebutuhan pangan strategis dari luar daerah jika ada sinyal kenaikan harga.
Menurutnya hal tersebut penting, mengingat daerah terdampak bencana, yakni Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang merupakan wilayah sentra hortikultura.
"Seandainya kondisi di dalam daerah butuh pasokan yang banyak, kami berencana untuk mendatangkan produk hortikultura dari Jambi dan Jawa Tengah," katanya, Jumat (17/5/2024).
Baca Juga
Mahyeldi menegaskan upaya tersebut akan dapat membantu ketersediaan bahan pokok di SUmbar, mengingat beberapa ruas jalan dari dan menuju sentra produksi pertanian di Sumbar rusak akibat diterjang banjir bandang.
Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahri menyampaikan bahwa sudah melakukan mitigasi ketersediaan pasokan 3 komoditas strategis. Masing-masing beras, cabai merah, dan bawang merah.
"Jika terjadi kenaikan harga beras, BULOG diminta melakukan operasi pasar, dan kami sudah komunikasi dengan BULOG. Stok beras mereka sangat mencukupi ada 21 ribu ton di gudang," jelasnya.
Sementara untuk cabai merah, telah dilakukan kerjasama dengan perantau Minang yang berkecimpung dalam asosiasi petani dan pengusaha cabai merah Indonesia.
Dimana mereka membantu mendatangkan cabai merah dari Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. Kemudian juga ada kerja sama antar pedagang dari Berastagi, Sumatera Utara.
“Sampai saat ini harga cabai merah di pasaran masih stabil. Kalau ada peningkatan harga, kita tinggal telpon yang dari Jawa Tengah, mereka sudah komitmen dengan kita,” ujarnya.
Kemudian untuk komoditas bawang merah tidak perlu dikhawatirkan. Sebab wilayah sentra di Kabupaten Solok masih masa panen.
Terkait komoditas sayur-mayur, Dinas Pangan mengimbau petani di wilayah yang tidak mengalami gangguan, seperti di Solok, untuk lebih mengutamakan menjual produknya ke pasar lokal daripada memenuhi permintaan luar daerah.
"Dalam kondisi seperti ini, saya berharap kepada petani jangan semua dijual ke luar daerah. Sisakan juga untuk kebutuhan di dalam daerah," sebutnya.
Sebelumnya, BPBD Sumbar mencatat akibat bencana tersebut terdapat total lahan pertanian yang terdampak mencapai 130 hektare lebih.
"Data ini kami himpun dari pemerintah kabupaten dan kota, dan daerah terparah itu di Kabupaten Agam," katanya.
Dia menjelaskan kondisi dampak bencana terhadap lahan pertanian di Agam itu tercatat untuk yang lahan pertanian rusak seluas 51 hektare dan yang gagal panen juga 51 hektare.
Kemudian di Kabupaten Tanah Datar, total lahan yang rusak itu 22,5 hektar dan yang gagal panen 2 hektare. Selanjutnya di Kota Padang Panjang lahan pertanian yang terdampak mencapai 4,45 hektare.
"Di Kota Padang Panjang tidak ada laporan lahan pertanian yang gagal panen," ujarnya.
Ilham menyampaikan akibat bencana banjir bandang lahar dingin di tiga kabupaten dan kota di SUmbar itu, memberikan dampak yang luas. Terlebih bagi kawasan pertanian, karena di daerah itu cukup banyak merupakan petani sayur.
Untuk diketahui wilayah Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang merupakan sebagian wilayah di Sumbar yang hamparan pertaniannya merupakan tanaman sayur.
Bahkan hasil panen sayur mayur di wilayah tersebut, tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar di Sumbar, tapi turut mengisi pasar di Riau.
Ilham juga mengaku tidak mengetahui secara detail jenis tanaman pertanian yang terdampak.