Bisnis.com, BATAM - Menjelang Lebaran, kenaikan harga bahan pangan menyebabkan inflasi di Kepulauan Riau (Kepri) terus meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Kepri mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,37% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,94.
Inflasi tertinggi terjadi di Batam sebesar 3,56% dengan IHK sebesar 106,12, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Karimun sebesar 2,57% dengan IHK sebesar 105,61. Sementara itu, Tanjungpinang mencatatkan inflasi sebesar 2,68% dengan IHK sebesar 104,98.
Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus menjelaskan inflasi di Kepri karena adanya kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik 6,38%, serta kelompok transportasi yang naik 4,33%.
"Tingkat inflasi month to month (m-to-m) di Kepri bulan Maret 2024 sebesar 0,46%, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,75%", katanya, Selasa (2//4/2024).
Menanggapi data inflasi tersebut, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyatakan bahwa kondisi ekonomi Kepri masih terkendali dengan baik. Meski terjadi inflasi, angka tersebut masih berada dalam batas yang wajar dan dapat dikendalikan.
Baca Juga
"Inflasi di Kepri memang terjadi, namun masih dalam batas yang wajar dan terkendali. Pemerintah Provinsi Kepri akan terus berupaya menjaga stabilitas harga dengan mengoptimalkan pasokan dan distribusi barang kebutuhan pokok," katanya.
Gubernur Ansar menambahkan pihaknya akan menggandeng seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memonitor harga kebutuhan pokok secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga yang dapat memicu inflasi lebih lanjut.
"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memastikan ketersediaan barang dan stabilitas harga di Kepri tetap terjaga dengan baik," pungkasnya.(K65)