Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demam Berdarah di Sumsel Capai Ribuan Kasus di Awal 2024

Per tanggal 25 Maret 2024 kasus DBD  telah mencapai 2.058 orang atau tiga kali lebih tinggi dibanding tahun 2022.
Nyamuk wolbachia./thesicentist
Nyamuk wolbachia./thesicentist

Bisnis.com, PALEMBANG – Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah itu mengalami peningkatan drastis di awal tahun 2024. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Trisnawarman mengungkapkan per tanggal 25 Maret 2024 kasus DBD  telah mencapai 2.058 orang atau tiga kali lebih tinggi dibanding tahun 2022 yang mencapai 841 kasus dan 2023 sebanyak 835 kasus. “Iya, sepanjang 2024 (Januari-Maret) naik drastis dibandingkan dua tahun terakhir,” katanya, Rabu (27/3/2024). 

Kendati begitu, pihaknya mencatat angka kematian sementara ini masih lebih rendah dibandingkan dua tahun lalu yakni sebanyak 31 orang pada 2022 dan 22 orang pada 2023. 

“Pada Maret 2023 kasus DBD hanya sekitar 115 kasus dan angka itu sudah lebih rendah dibandingkan Februari lalu yang mencapai 494 kasus dan terbesar di Januari sebanyak 1.449 kasus,” jelasnya. 

Menurutnya kasus terbanyak DBD pada tahun ini berada di tiga wilayah meliputi Kota Palembang, Musi Banyuasin dan Banyuasin. Namun pihaknya berharap tidak ada lagi kasus kematian di Sumsel yang disebabkan oleh kasus DBD tersebut. 

Sementara itu, pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kota serta pihak rumah sakit se Sumsel guna melakukan peningkatan kewaspadaan dan pencegahan DBD semakin meluas. 

Adapun dalam SE tersebut terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti meliputi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus masif digelar dan kesiapsiagaan fasilitas pelayanan kesehatan ketika terdapat pasien yang didiagnosis dengue.

“Dari prediksi BMKG potensi hujan masih akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan oleh karenanya untuk pengendalian DBD diimbau masyarakat juga melakukan PSN dan menguras bak mandi serta penampungan air, menutup rapat penampungan air dan membuang barang tidak terpakai yang memiliki potensi menjadi sarang atau perkembangbiakan nyamuk,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper