Bisnis.com, SOLOK - Kondisi jalan nasional yang ada di daerah Aie Dingin yang menghubungkan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, itu sampai saat ini sangat memprihatinkan.
Gubernur Sumbar Mahyeldi yang melakukan peninjauan lokasi kondisi jalan yang rusak itu, mengatakan cukup banyak masyarakat mengeluhkan kondisi jalan di Aie Dingin Solok tersebut, karena kerusakannya sudah terjadi cukup lama.
"Dulu jalan ini sudah pernah diperbaiki, tapi tidak bertahan lama. Setelah kami lakukan peninjauan dan mengecek segala sisi, ternyata ada aktivitas tambang galian C ilegal atau tidak berizin," katanya, Rabu (20/3/2024).
Mahyeldi menjelaskan aktivitas tambang galian C itu telah memberikan dampak kepada kondisi jalan, karena aliran air tambangnya itu mengalir ke arah jalan, sehingga menyebabkan jalan mudah tergerus, dan bahayanya rawan terjadi tanah longsor serta badan jalan yang rawan ambles.
"Penyebab jalan nasional di Aie Dingin ini yang tak kunjung baik ternyata adanya aktivitas tambang galian C. Saya bahkan sudah meminta pekerja di sana berhenti, apalagi aktivitas tambangnya itu tidak berizin," sebutnya.
Kondisi yang jalan tergolong rusak parah di jalan nasional Aie Dingin itu berada di sepanjang kurang lebih 20 kilometer. Dengan telah ditemukannya akar persoalan merusak menahun nya jalan itu, gubernur meminta kepada segala dinas, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas ESDM, untuk mengevaluasi aktivitas tambang galian C tersebut.
Baca Juga
"Saya minta jangan beri izin aktivitas tambang galian C di kawasan Aie Dingin ini. Tutup dan hentikan saja, sehingga langkah selanjutnya bisa fokus untuk melakukan perbaikan jalan nasional," ujarnya.
Penemuan akar persoalan kerusakan jalan di Aie Dingin itu, tidak hanya ditemukan di satu titik saja, tapi terdapat di 5 titik. Secara keseluruhan terpantau terjadi kerusakan terparah.
Akibat adanya aktivitas tambang galian C ilegal itu, tidak hanya memberikan dampak yang buruk kepada jalan di Aie Dingin saja, tapi juga memberikan dampak kepada kerusakan bangunan rumah warga.
Selanjutnya hasil peninjauan itu, terlihat dengan sangat jelas bahwa aktivitas tambang di sisi timur jalan telah menyebabkan luncuran air galian tambang yang tidak terkendali. Sehingga secara perlahan menyebabkan longsoran dan jalan terban di sisi barat.
Untuk itu, Mahyeldi menegaskan aliran air galian tersebut harus disetop, baik itu dengan membuat saluran yang benar, atau tambang itu sendiri yang dievaluasi.
"Yang pastinya satu aktivitas tambang di Aie Dingin Timur, sudah saya hentikan, karena tidak berizin dan sudah sangat merusak," ungkapnya.
Kemudian, ada aktivitas perusahaan tambang di kawasan Lekok yang juga turut dievaluasi. Apabila juga ditemukan persoalan yang tidak baik, maka aktivitas tambang dimaksud juga akan dihentikan.
Gubernur menekankan, tindakan tegas harus dilakukan dalam menghadapi persoalan tersebut. Apabila ditanggapi biasan, dampaknya akan serius, karena ruas jalan nasional itu diprediksi tak akan bisa diselamatkan, dan tentu akan berdampak negatif pada ratusan ribu warga yang sangat membutuhkan ruas jalan tersebut sebagai satu-satunya akses menuju Solok Selatan.
"Kita di provinsi berharap, setelah teratasi segala persoalannya, maka Balai Jalan bisa segera melakukan perbaikan terhadap kualitas jalan ini. Sebab ini sangat penting bagi masyarakat," harap dia.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumbar, Thabrani menyampaikan ruas jalan nasional di Aie Dingin sepanjang 20 kilometer memang kawasan sangat rawan longsor.
Hal ini dikarenakan di sekitar ruas jalan tersebut terdapat aktivitas tambang yang tidak tertata dengan benar.
Sehingga, menyebabkan terjadinya tumpukan saluran air atau aliran air yang menyeberangi badan jalan, dan kemudian menyebabkan terjadinya longsor atau jalan terban di sisi barat.
"Curah hujan tinggi pada 7 Maret lalu menyebabkan 10 titik longsor di ruas jalan ini. Kita sudah bersihkan enam titik, sedangkan empat titik lagi butuh penanganan khusus dan segera. Kalau tidak, maka jalan ini akan cepat putus," kata Thabrani.
Menurutnya setelah dilakukan peninjauan tersebut, maka BPJN berharap ada solusi yang tepat untuk mengatasi kerusakan jalan menahun yang disebabkan aktivitas tambang tersebut. Sebab, perbaikan kualitas jalan akan sia-sia jika penataan tambang di kawasan itu tidak dilakukan dengan benar.
"Untuk sementara, jalan nasional di sini tetap kita pelihara, tapi dengan sistem fungsional. Kita tutup lobangnya dengan sirtu atau dengan teknis lainnya," jelasnya.
Namun Thabrani mengaku untuk melakukan peningkatan perbaikan belum bisa dilakukan, bila penataan tambangnya belum baik dan benar.
"Pastikan dulu penataan tambangnya sudah baik, baru kami bergerak untuk melakukan peningkatan perbaikan jalan ini. Jika tidak begitu, jalan nasional di Aie Dingin ini ya akan begini-begini saja. Solusinya, selagi ada tambang yang seperti itu, jalan di Aie Dingin sulit untuk bagus," tutupnya.