Bisnis.com, SABANG - Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Sabang tengah bersiap menjadi shore base untuk mendukung industri minyak dan gas (migas) di lepas pantai Aceh.
Apalagi jika kegiatan eksplorasi migas di Laut Andaman mulai beroperasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) Marthunis mengatakan Sabang adalah daerah strategis untuk dijadikan sebagai shore base atau pusat dukungan kegiatan industri migas tersebut.
Marthunis mengatakan, kota kepulauan di utara Pulau Sumatra dengan luasan sekitar 122 kilometer persegi ini menjadi daerah yang cocok untuk dijadikan 'penghubung' atau hub yang mendukung jalannya industri.
"Di industri migas ini salah satu yang dibutuhkan adalah shore base, pusat dukungan kegiatan di lepas pantai, dan itu salah satu bentuknya adalah pelabuhan. Kami tawarkan Sabang ini untuk jadi salah satu opsi shore base dengan keunggulan lokasinya yang strategis," terang Marthunis kepada Bisnis di Sabang, Jumat (23/2/2024).
Dikatakan Marthunis, bisnis BPKS bergerak di sektor pariwisata dan jasa kepelabuhanan.
Baca Juga
Dari sisi jasa kepelabuhanan, terangnya, kedalaman laut di pinggiran Sabang yang mencapai 28 meter sangat tepat untuk menjadi lokasi bersandar berbagai jenis kapal.
Lokasi yang strategis, keindahan alam Sabang serta sejumlah fasilitas pendukung yang dikembangkan BPKS, dikatakan Marthunis, adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadikan Sabang sebagai pusat pendukung kegiatan eksplorasi migas di Andaman nanti.
"Karena, untuk menjadi supply base itu, jarak menjadi unsur yang penting. Transportasi pengiriman yang digunakan nanti pasti pesawat atau kapal. Kalau melihat harga bahan bakar yang sekarang cukup tinggi, maka perlu diperhitungkan lokasi supply basenya agar lebih efisien," tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, efisiensi dalam industri bukan hanya soal jarak. Tapi juga layanan.
Sabang dengan keindahan bentang alamnya, terang Marthunis, jika dijadikan sebagai off shore base, akan meningkatkan pula kualitas hidup para pekerja.
"Sebelum naik ke off shore mereka (para pekerja) bisa menikmati keindahan alam Sabang ini. Artinya, quality of life nya lebih baik di Sabang. Sebelum stres di off shore, bisa healing dulu di sini. Atau healing setelah dari off shore nya," tambahnya.
Disampaikan Marthunis, saat ini pihaknya juga berencana mengembangkan training center bagi K3S (kontraktor kontrak kerja sama) di Sabang.
"Ini berangkat dari pengakuan SKK Migas sendiri bahwa pusat pelatihan mereka itu kebanyakan berada di kota-kota besar seperti Jakarta atau Pekan Baru. Padahal, dalam training itu kan juga butuh refreshing. Inilah celah yang coba kami garap," terang Marthunis.
Marthunis mengungkapkan, rencana-rencana pengembangan kawasan Sabang untuk menjadi hub bagi industri lepas pantai di Aceh telah didiskusikan pihaknya dengan SKK Migas.
Ia mengungkapkan, internal BPKS pun telah menyepakati road map untuk menjadikan Sabang sebagai supply hub, yang salah satu bagiannya adalah shore base, training center, hingga resort khusus K3S.
"Kami realistis saja karena lahan di Sabang ini terbatas, jadi pengembangan Sabang akan lebih difokuskan ke services, bukan ke manufaktur atau fabrikasi yang membutuhkan lahan luas. Sehingga kami memang mainnya di value (services/ pariwisata), bukan di volume yang membutuhkan daya dukung (lahan). Penggunaan lahan untuk services ini lebih efisien," kata Marthunis. (K68)