Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengguna QRIS di Sumbar Didominasi Masyarakat Perkotaan dan Wisatawan

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia Saputra menjelaskan jumlah pengguna QRIS di Sumbar pada tahun 2023 ini mengalami peningkatan hingga 104%.
Pembayaran untuk penginapan di Hotel Victory 1, Kefamenanu, NTT telah menggunakan QRIS dan membawa dampak positif terhadap okupansi hotel. BISNIS/Himawan L. Nugraha
Pembayaran untuk penginapan di Hotel Victory 1, Kefamenanu, NTT telah menggunakan QRIS dan membawa dampak positif terhadap okupansi hotel. BISNIS/Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, PADANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat mencatat pengguna QRIS di daerah itu sebanyak 8,29 juta orang melihat dari data sepanjang tahun 2023.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia Saputra menjelaskan jumlah pengguna QRIS di Sumbar pada tahun 2023 ini mengalami peningkatan hingga 104%. Meningkat tajamnya pengguna QRIS ini dinilai keberhasilan perbankan dalam mengedukasi masyarakat tentang transaksi nontunai menggunakan QRIS.

"Capaian ini semua merupakan hasil kerja keras bank-bank umum, penyelenggara jasa sistem pembayaran non bank. Jadi ada 26 bank umum, dan 2 non bank, mereka lah yang berupaya mencapai transaksi QRIS 8,29 juta lebih itu," kata pria yang akrab disapa Adang ini, Kamis (22/2/2024).

Melihat adanya capaian yang positif itu, BI Sumbar menargetkan pengguna QRIS di Ranah Minang meningkat di tahun 2024 ini menjadi 12,3 juta orang.

Dikatakannya pengguna QRIS di Sumbar ini bukan hanya datang dari Sumbar saja, tapi juga ada pengguna QRIS yang bertransaksi di Sumbar, seperti wisatawan.

"Di Sumbar sumbangsih terbesar dalam pengguna QRIS itu ada di kota-kota besar di Sumbar, seperti di Kota Padang dan Bukittinggi," ujarnya.

Adang menyebutkan ada sekitar 90% pengguna QRIS di Sumbar berasal dari Padang dan Bukittinggi. Sementara untuk di luar 2 kota tersebut, terbilang masih rendah.

"Jadi kota-kota yang sudah maju di Sumbar mempergunakan QRIS lebih banyak," sebutnya.

Dia merinci terdapat sekitar 50% pengguna QRIS itu dipergunakan oleh penduduk atau masyarakat umum, sisanya digunakan oleh wisatawan, baik dari Riau dan Jakarta.

"Mereka kan datang tidak bawa uang cash tidak banyak, tetapi belanja songket dan uangnya tidak cukup makanya menggunakan QRIS," ucap dia.

BI melihat tantangan ke depan untuk QRIS tetap ada, salah satunya kepada kasir-kasir pedagang, karena masih cukup banyak pelanggan membayar secara tunai.

"Jadi kasir-kasih itu akan kita latih, mulai dari kasir di warung-warung maupun toko-toko. Latihannya soal edukasi, bagaimana mengajak masyarakat atau pelanggan supaya menggunakan QRIS saat bertransaksi," tegasnya.

Adang menyatakan melakukan pelatihan kepada kasir-kasir itu, dan akan berkoordinasi dengan pihak perbankan dan juga pemerintah daerah.

"Kebanyakan di Sumbar ini yang paling aktif justru dari customer. Sementara di Jawa seperti di Bogor sudah ditawarkan, bayarnya harus pakai QRIS dan jarang ada menerima pembayaran untuk tunai," katanya.

Untuk itu pada tahun 2024 ini, BI akan fokus melakukan sosialisasi terkait penggunaan QRIS. Sehingga pengguna QRIS terus meningkat, karena dengan menggunakan QRIS transaksi akan lebih mudah, cepat, dan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper