Bisnis.com, PADANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan hasil evaluasi terbaru terkait kondisi erupsi Gunung Marapi yang telah berlangsung lebih dari satu bulan ini.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan resmi mengatakan berdasarkan hasil pengamatan visual terhadap Gunungapi Marapi erupsi masih terjadi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi kolom 600.1.500 meter di atas puncak Marapi.
Semantara pada pengamatan instrumental dari tanggal 9 - 15 Januari 2024 juga tercatat terjadi gempa hembusan dengan rincian terekam 13 kali gempa erupsi/letusan, 80 kali gempa hembusan, 8 kali gempa low frequency, 11 kali gempa vulkanik dalam, 24 kali gempa tektonik lokal, 22 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5 0 2 mm (dominan 1 mm).
"Melihat aktivitas Gunung Marapi itu, ada potensi ancaman bahaya yang perlu diwaspadai," katanya, Kamis (18/1/2024).
Dia menjelaskan ancaman tersebut bila pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/kawah verbeek.
"Kalau untuk potensi ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin," ujarnya.
Baca Juga
Selain perlu mewaspadai potensi letusan Marapi, soal material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan, juga perlu untuk diwaspadai.
"Karena terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi," jelas dia.
Menurutnya potensi yang menyebabkan ancaman bahaya tersebut perlu untuk disikapi dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah setempat, sehingga dalam melakukan langkah-langkah antisipasi.
Untuk itu, PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat melihat status Gunung Marapi hingga 16 Januari 2024 pada level III atau Siaga, dimana masyarakat di sekitar Gunung Marapi agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi.
Selain itu, kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama saat musim hujan.