Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Berusia Lebih dari 55 Tahun di Sumut Meningkat

Peningkatan proporsi petani berusia lebih dari 55 tahun ini perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan keberlangsungan sektor pertanian Sumut ke depannya.
Petani vanili di Desa Loha, Macang Pacar, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (21/8/2023) melakukan polinasi atau perkawinan dengan bantuan manusia di kebunnya. Vanili memiliki julukan emas hijau seiring harganya yang tinggi hingga Rp1,2 juta per kilogram untuk standar ekspor di kawasan ini./Bisnis - Himawan L Nugraha.
Petani vanili di Desa Loha, Macang Pacar, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (21/8/2023) melakukan polinasi atau perkawinan dengan bantuan manusia di kebunnya. Vanili memiliki julukan emas hijau seiring harganya yang tinggi hingga Rp1,2 juta per kilogram untuk standar ekspor di kawasan ini./Bisnis - Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, MEDAN – Hasil sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut) menyatakan ada peningkatan jumlah pengelola usaha pertanian perseorangan (UTP) yang berumur lebih dari 55 tahun.

Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin mengatakan, peningkatan proporsi petani berusia lebih dari 55 tahun ini perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan keberlangsungan sektor pertanian Sumut ke depannya.

“Ini fenomenanya sama dengan nasional. Tentu ini akan menjadi tantangan bagi kita melihat bagaimana generasi muda yang diharapkan untuk dapat melanjutkan tongkat estafet pertanian kita,” terang Hasan saat memaparkan hasil rilis sensus pertanian tahap pertama di Medan, Senin (4/12/2023).

Sebagaimana dipaparkan Hasan, hasil sensus pertanian Sumut tahun 2023 menunjukkan penurunan petani di sejumlah kelompok umur yang mengelola pertanian saat ini jika dibanding dengan hasil sensus tahun 2013.

Penurunan komposisi petani tersebut terlihat dari kelompok usia:

  1. 15-24 tahun, turun dari 1,19% pada 2013 menjadi 1,16% pada 2023
  2. 25-34 tahun, turun dari 14,50% pada 2013 menjadi 11,52% pada 2023
  3. 35-44 tahun, turun dari 27,29% pada 2013 menjadi 25,17% pada 2023, serta
  4. 45-54 tahun, turun dari 27,57% pada 2013 menjadi 26,76% pada 2023

Sementara itu, jumlah petani pengelola UTP di kelompok umur 55 tahun ke atas bertambah signifikan.

Hasan menyebut, pada 2013, petani pengelola UTP di kelompok usia 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas masing-masing sebanyak 18,80% dan 10,62%.

Pada sensus tahun ini, jumlah mereka naik menjadi 21,80% (kelompok usia 55-64 tahun) dan 13,59% (usia >65 tahun). Kelompok usia yang sama juga terlihat mendominasi dari hasil survei sebaran petani menurut generasi.

“Generasi X atau yang sekarang diperkirakan berusia 43-58 tahun (kelahiran 1965-1980) menduduki porsi 42%, lalu diikuti petani generasi milenial sebesar 29,50%,” terang Hasan.

Adapun yang menarik dari data sensus pertanian tahun ini ialah tercatatnya generasi Z dalam sektor ini, kendati jumlahnya terbilang sangat kecil, yakni 2,07%. Sebagai catatan, generasi Z adalah mereka yang saat ini diperkirakan berusia 11-26 tahun, atau lahir sekitar tahun 1997-2012.

“Harapan kita ada pada usia-usia muda itu untuk bisa [mengadaptasi] teknologi, meningkatkan produktivitas, dan berbagai inovasi-inovasi pertanian yang sesungguhnya bisa memberi kekuatan di sektor pertanian kita ke depan,” pungkas Hasan. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper