Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produktivitas Lobster Laut di Sumbar Alami Persoalan, Ini Solusi DKP

Pelaku eksportir di Kota Padang, Sumatra Barat, mengeluhkan adanya penurunan tangkapan nelayan terhadap lobster laut sejak delapan bulan terakhir ini.
Eksportir Missho memperlihatkan lobster laut berukuran besar sebelum dilakukan packing di tempat usaha di Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (29/11/2023). Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Eksportir Missho memperlihatkan lobster laut berukuran besar sebelum dilakukan packing di tempat usaha di Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (29/11/2023). Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pelaku eksportir di Kota Padang, Sumatra Barat, mengeluhkan adanya penurunan tangkapan nelayan terhadap lobster laut sejak delapan bulan terakhir ini.

Missho, pelaku eksportir, mengaku mengatakan menjalani tahun 2023 ini kondisi ekspor lobster laut mengalami penurunan. Hal ini akibat menurunnya hasil tangkapan nelayan.

"Nelayan mengaku mulai sulit mencari lobster akibat cuaca di laut. Padahal dari segi harga, saat ini harga lagi naik, dan kebutuhan pasar globat sangat besar," katanya, Rabu (29/11/2023)

.Menurutnya persoalan yang tengah dihadapi oleh nelayan ini, perlu adanya langkah jitu dari pemerintah. Karena ekspor lobster laut memiliki potensi yang besar dan dapat memberikan dampak bagi masyarakat maupun nelayan.

"Saya dengar Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar akan mulai budi daya lobster laut pada 2024 nanti, saya dukung itu. Saya harap nantinya dijual ke saya, dan saya siap tampung dengan harga yang terbaik," tegasnya.

Menurutnya bisnis yang dijalaninya itu, kini hanya bisa melakukan pengiriman lobster laut dalam keadaan hidup dua kali dalam satu pekannya. Kalau dihitung rata-rata per bulan, lobster laut hanya dikirim berjumlah 20 koli saja.

"Per koli itu beratnya 15 kilogram, jadi jumlah yang kita kirim itu hanya 300 kilogram saja per bulannya. Kondisi ini benar-benar buruk," sebutnya.

Menurutnya bila dibandingkan pada kondisi sebelum pandemi Covid-19, rata-rata per bulan itu bisa mengekspor lobster laut sebanyak 30 koli atau 450 kilogram.

"Jadi turunnya itu lebih dari 50%. Dimana sebelum Covid-19 bisa ekspor 5,4 ton per tahun, dan kondisi 2023 sampai saat ini hanya bisa ekspor 3,6 ton," jelasnya.

Padahal dari segi harga, Missho menyatakan harga lobster laut sekarang ini tengah bagus. Untuk harga lobster laut hidup yang dibeli dari nelayan Rp430.000 per kilogram. Sementara dulu harganya ada yang Rp100.000 per kilogram hingga Rp350.000 per kilogram.

"Lobster laut asal Mentawai lebih bagus ketimbang lobster yang ditangkap di lautnya wilayah Kota Padang. Jadi ada perbedaan harga," ucapnya.

"Sekarang saya hanya kirim ke Singapura melalui pintu Jakarta. Dulu pernah di Batam tapi banyak yang mati lobster itu," kata dia.

Menanggapi hal ini, DKP Provinsi Sumbar telah melihat bahwa hasil perikanan yakni lobster laut berpotensi untuk dikembangkan, mengingat adanya potensi laut yang bagus untuk melakukan budi daya lobster laut, serta telah adanya pangsa pasar untuk menampung hasil panen budi daya itu.

Kepala DKP Sumbar Reti Warda mengatakan pada tahun 2024 mendatang akan memulai melakukan budi daya lobster laut dengan dua jenis lobster yaitu lobster mutiara (panulirus ornatus), dan lobster pasir (panulirus homarus). Bahkan DKP juga telah menetapkan tiga wilayah pantai di Sumbar yang dinilai layak untuk melakukan budi daya lobster laut tersebut.

"Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, cocok untuk memulai budi daya pada 2024 mentang," ungkapnya.

Reti menegaskan kendati budi daya baru akan dimulai pada 2024, saat ini DKP juga telah memulai melakukan pembenihan lobster. Dengan demikian, di saat budi daya mulai dilakukan nantinya, benih lobster telah tersedia dan langsung bersiap untuk dibudidaya.

"Sebenarnya alasan kenapa lobster laut ini, karena punya pangsa ekspor, ketimbang lobster air tawar. Untuk lobster air tawar bahkan sudah lama ada pihak yang membudidayanya, dan pangsa pasarnya masih domestik," katanya.

Dikatakannya sebelum budi daya lobster laut ini dilakukan, DKP akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk memastikan tata cara dan ketentuan yang dinilai tidak melanggar aturan bila melakukan budi daya lobster laut tersebut.

Termasuk melakukan sosialisasi kepada nelayan atau masyarakat, sehingga sewaktu budidaya dilaksanakan, seluruh SDM nelayan sudah paham dan mengerti dalam tata cara melakukan budi daya lobster laut itu.

Untuk itu, dia berharap meski langkah budi daya lobster laut pada tahun 2024 merupakan perdana dilakukan di Sumbar, sangat penting adanya dukungan dari berbagai pihak.

"Semoga nantinya dampak dari budi daya lobster laut positif, ekonomi masyarakat membaik, dan ekosistem di laut tetap terjaga dengan baik pula," harap Reti.

Di satu sisi, dia mengaku rencana untuk melakukan budi daya lobster laut ini, juga merupakan cara DKP untuk mulai mengurai budi daya ikan kerapu yang ada di Sumbar.

Dimana kondisi yang dialami saat ini, sulitnya pangsa pasar ikan kerapu. Dimana dulu biasanya kapal dari Hong Kong langsung merapat ke kerambah, dan ternyata akhir-akhir ini mereka menyatakan tidak bisa lagi membeli ikan kerapu itu.

"Ikan kerapu yang dibeli Hong Kong ini dalam keadaan hidup, makanya dibeli langsung dari kerambah dalam keadaan hidup pula," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper