Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar IPB Dorong Pemanfaatan Tankos Sawit Jadi Biocharcoal

IPB mendorong pemanfaatan tandan kosong (tankos) sawit sebagai alternatif substitusi pupuk kimia, yakni dengan karbonisasi untuk menghasilkan biocharcoal.
Pemaparan riset IPB di Medan pada Selasa (21/11/2023).
Pemaparan riset IPB di Medan pada Selasa (21/11/2023).

Bisnis.com, MEDAN - Divisi Teknologi Proses Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) mendorong pemanfaatan tandan kosong atau tankos kelapa sawit sebagai alternatif substitusi pupuk kimia, yakni dengan karbonisasi tankos untuk menghasilkan biocharcoal.

Kepala Divisi Teknologi Proses IPB Erliza Hambali dalam pemaparan riset IPB di Medan pada Selasa (21/11/2023) mengatakan dari pantauannya selama ini pemanfaatan tankos di pabrik kelapa sawit maupun masyarakat masih terbatas.

Padahal, lanjutnya, dengan total luas areal perkebunan sawit yang di tahun 2023 ini hampir 16 juta hektare (ha), Indonesia menghasilkan total sekitar 47 juta ton tankos. Tim riset IPB memproyeksikan, tahun 2050 akan ada sekitar 103 juta ton tankos yang dimiliki Indonesia.

"Jumlah tankos ini sangat berlimpah dan perlu dimanfaatkan agar bisa menghasilkan produk yang bernilai tambah. Salah satu alternatif yang kami tawarkan ialah melalui karbonisasi," terang Erliza kepada awak media.

Karbonisasi sendiri merupakan proses membuat biocharcoal (arang karbon) dari tandan kosong kelapa sawit. Erliza mengatakan, setiap ton tankos kelapa sawit mengandung unsur hara jenis N, P, K serta mineral yang dibutuhkan tanah maupun tanaman sawit.

Biocharcoal yang didapat dari karbonisasi tankos ini pun, lanjutnya, akan mampu menutrisi tanah sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Pada akhirnya, penggunaan biocharcoal tankos sawit dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang selama ini menjadi pos pengeluaran terbesar dalam operasional perkebunan sawit.

"Kunci keberhasilan dalam peningkatan produktivitas tanaman sawit, kan, kegiatan pemupukan. Hampir 80% biaya operasional perkebunan sawit habis untuk pemupukan. Saat ini, harga pupuk semakin mahal. Ini tentu akan semakin memberatkan petani sawit, khususnya, jika tidak segera ditemukan solusi untuk menurunkan biaya pemupukan. Salah satunya dengan pemanfaatan limbah sawit itu sendiri," kata Erliza.

Selama ini berbagai upaya memang telah dilakukan perkebunan sawit untuk menurunkan biaya pemupukan, seperti penggunaan tankos untuk mulsa maupun kompos. Namun, kata Erliza, pengomposan tankos relatif lama untuk diserap tanaman sawit. Selain itu, proses pengomposan memakan waktu yang tidak sebentar, yaitu sekitar 45-60 hari, tergantung teknologi yang digunakan.

Karbonisasi tankos yang menggunakan teknologi dari Tiongkok untuk menghasilkan biocharcoal dinilai Erliza akan lebih menghemat waktu karena prosesnya berkisar 15-20 menit.

"Bila 50% saja dari tankos sawit di Indonesia yang diolah menjadi biocharcoal melalui proses karbonisasi dengan teknologi yang tepat, maka Indonesia bisa menghasilkan sekitar 7,5 juta ton biocharcoal yang bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia sekitar 50%. Jadi, dari sawit, untuk sawit sendiri," papar Erliza.

Senada dengan Erliza, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Sumatra Utara (Sumut), Timbas Prasad Ginting menyebut pupuk dan pemupukan menjadi kebutuhan dan tahapan penting dalam perkebunan sawit karena akan mempengaruhi produktivitas sawit. Ia pun menyambut baik hasil riset IPB ini.

"Ini riset yang bagus, apalagi jika produk (biocharcoal) ini nantinya benar-benar bisa memenuhi kebutuhan petani khususnya akan pupuk yang berkualitas lagi murah sehingga perlu dukungan semua pihak untuk mendorong realisasi pemanfaatan tankos melalui proses karbonisasi ini," kata Timbas. 

Sejauh ini, pengolahan tankos sawit menjadi biocharcoal melalui karbonisasi baru dilakukan oleh PT BGA di Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang menjadi pilot project penerapan teknologi dari Tiongkok ini. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper