Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pulu Raja, Kebun Warisan VOC di Sumut Berhasil Panen Sawit 32 Ton Per Hektare

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) berhasil membuktikan bahwa penerapan sistem kebun lestari tak berarti menghambat produktivitas panen kebun kelapa sawit.
PTPN IV Pulu Raja adalah kebun warisan dari VOC di zaman penjajahan Belanda yang dibangun sejak 1912 yang kemudian nasionalisasi menjadi BUMN perkebunan di era Presiden Soekarno sekitar tahun 1959.
PTPN IV Pulu Raja adalah kebun warisan dari VOC di zaman penjajahan Belanda yang dibangun sejak 1912 yang kemudian nasionalisasi menjadi BUMN perkebunan di era Presiden Soekarno sekitar tahun 1959.

Bisnis.com, ASAHAN – PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) berhasil membuktikan bahwa penerapan sistem kebun lestari tak berarti menghambat produktivitas panen kebun kelapa sawit, seperti yang mereka capai di kebun Pulu Raja di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara yang sempat berhasil meraih panen hingga 32 ton per hektare (ha) per tahun tanam. 

Capaian hasil panen itu berada di atas rata-rata produktivitas perkebunan sawit nasional yang berada pada kisaran 19-24 ton sawit per ha per tahun.

Kebun Pulu Raja atau yang lebih dikenal sebagai PTPN IV Pulu Raja adalah kebun warisan dari VOC di zaman penjajahan Belanda yang dibangun sejak 1912 yang kemudian nasionalisasi menjadi BUMN perkebunan di era Presiden Soekarno sekitar tahun 1959.

Asisten Manajer Tanaman Kebun Pulu Raja PTPN IV Daniel Simamora mengatakan pengetatan manajemen perkebunan dalam pemenuhan standar RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) tidak menghalangi anak perusahaan BUMN itu untuk mencapai hasil tertinggi panen kelapa sawit di unit kebun Pulu Raja.

“Kalau dirunut secara tahun tanam, kami pernah panen 32 ton per hektare untuk pohon dengan usia 12 tahun. Dan kami saat ini diuntungkan karena usia pohon sawit kami semuanya ada di usia produktif. Bahkan sampai 10 tahun mendatang kami tak perlu melakukan replanting di kebun Pulu Raja ini karena semua masih di usia produktif,” ujar Daniel kepada Tim Jelajah Kebun dan Pabrik Palm Oil 2023 yang berkunjung ke Asahan, Kamis (16/11/2023).

Selain usia tanaman yang produktif, tingginya hasil panen kebun peninggalan kolonial ini karena manajemen pengelolaan kebun yang bagus mulai dari penyiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan kebun.

“Hasil panen yang cukup tinggi itu karena kami mencoba melakukan manajemen penanaman yang fokus pada hasil dengan mengedepankan prinsip manajemen kebun berstandar RSPO sejak tahun 2010,” ujar Daniel.

Sementara itu, Asisten Manajer Kebun Pulu Raja PTPN IV Otneil Tampubolon menambahkan kebun unit usaha Pulu Raja terus berpedoman pada prinsip berkelanjutan dalam menjalankan industri minyak sawitnya. Apalagi sejak unit usaha Pulu Raja ini tersertifikasi RSPO. 

“Pulu Raja menjadi yang pertama di unit usaha PTPN IV yang mendapatkan sertifikasi RSPO tahun 2010 lalu bersama unit Pabatu dan Adolina. Jadi, semua kegiatan baik di pabrik maupun di kebun harus menerapkan bahkan meningkatkan prinsip-prinsip yang berkelanjutan itu,“ kata Otneil.

Penerapan prinsip berkelanjutan di pabrik PTPN IV Pulu Raja yang sesuai standar RSPO disampaikan Asisten Quality Assurance Pabrik Kelapa Sawit Jerry Budiman Harianja, dimulai dari status TBS (tandan buah segar) yang masuk ke pabrik.

Jerry mengatakan, selain TBS dari kebun sendiri, pabrik PTPN IV Pulu Raja juga menerima TBS dari petani sekitar. Tren saat ini, katanya, TBS yang dipasok kebun PTPN IV Pulu Raja rata-rata sekitar 380 ton per hari, sementara pasokan TBS dari masyarakat/ petani sekitar 70-80 ton per hari.

Administrasi atau pencatatan jumlah TBS yang berstatus certified (dari kebun PTPN IV Pulu Raja) maupun non-certified (dari pihak ketiga/ petani di luar kebun Pulu Raja) dikatakan Jerry menjadi hal krusial untuk memudahkan penghitungan minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) yang dihasilkan.

“Prinsip dalam RSPO ada yang mass balance (penggabungan), ada pula yang pemisahan. PTPN IV Pulu Raja sendiri menganut prinsip mass balance di mana proses produksi TBS yang certified maupun yang non-certified itu digabung, sehingga CPO nya nanti berada dalam satu tangki timbun. Disinilah pentingnya pencatatan TBS yang masuk tadi agar kami bisa menghitung masing-masing CPO dari TBS kebun kami dan dari TBS pihak ketiga. Ini kaitannya juga nanti dengan penjualan CPO. Jangan sampai produk non-sertifikat dijual ke konsumen yang meminta CPO ber-RSPO karena bisa menimbulkan masalah,“ terang Jerry.

Sesuai prinsip tersebut, Daniel Simamora mengatakan pihaknya wajib memberi stempel pada setiap surat pengiriman TBS dari kebun ke pabrik.

“Ini berhubungan mass balance RSPO tadi. Stempel tersebut sebagai validasi TBS yang masuk ke pabrik karena pabrik ini sendiri sudah tersertifikasi RSPO. Jadi, meskipun satu manajemen atau dari kebun kami sendiri (PTPN IV Pulu Raja) kalau tidak memenuhi standar RSPO ya tidak bisa masuk ke pabrik,“ papar Daniel.

Kebun Pulu Raja adalah kebun sawit tertua di Indonesia yang ditanam secara komersial mulai 1912 oleh pemerintahan kolonial Belanda. Pulu Raja yang terletak di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara ini merupakan satu dari 30 unit usaha PTPN IV yang mengelola budidaya kelapa sawit. 

Saat ini, kebun Pulu Raja memiliki luas tanaman produksi sebesar 3.824 hektare dengan dukungan pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30 ton per jam yang beroperasi di tengah perkebunan Pulu Raja. PTPN IV sendiri memiliki 16 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas total 635 ton TBS per jam. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper