Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan bersama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) semakin getol menggencarkan pendistribusian beras SPHP hingga ke pelosok daerah sebagai upaya stabilisasi harga dan menekan laju inflasi di wilayah tersebut.
Langkah itu berkaca pada periode September hingga Oktober 2023, dimana komoditas beras menjadi sorotan lantaran memberikan andil besar terhadap laju kenaikan inflasi masing-masing sebesar 0,792 dan 0,850 poin secara year on year (yoy).
Pimpinan Perum Bulog Divre Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) Mohammad Alexander mengatakan untuk memasifkan pendistribusian beras SPHP kepada masyarakat, pihaknya telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dinas Koperasi serta 25 koperasi yang ada di Sumsel.
"Tujuannya bagaimana bisa membantu semua anggota koperasi memenuhi kebutuhan pangan. Ini juga menjadi tugas kami (Bulog) untuk bagaimana bahan pokok ini bisa menyentuh masyarakat secara menyuluruh," katanya, Selasa (14/11/2023).
Alex menjelaskan untuk penyediaan beras SPHP di masing-masing koperasi nantinya akan menggunakan mekanisme yang sama seperti outlet binaan Bulog yakni Rumah Pangan Kita (RPK).
Begitu juga dengan harga, imbuhnya, beras yang dijual melalui Dinas Koperasi akan tetap mengikuti harga eceran tertinggi (HET) SPHP yang telah ditetapkan.
Baca Juga
"Jadi nanti koperasi mengajukan PO (pre order) ke Bulog sesuai dengan kebutuhannya, bisa juga dengan bahan pangan lain seperti gula, minyak sayur," jelasnya.
Dia menambahkan saat ini stok beras di seluruh gudang Bulog Kantor wilayah Sumsel dan Babel sebanyak 16.900 ton dan rencananya akan mendapatkan tambahan penerimaan impor kurang lebih sebesar 20.000-30.000 ton yang ditunjukkan untuk memperkuat cadangan stok cadangan beras pemerintah (CBP) hingga tahun depan.
"Nantinya stok yang dikuasai Bulog akan cukup sampai dengan bulan Maret tahun 2024 mendatang," pungkasnya.
Di lain sisi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumsel Amiruddin mengatakan jumlah keseluruhan koperasi yang ada di wilayah Sumsel saat ini mencapai 6.789 koperasi.
Sementara ini, baru sebanyak 25 koperasi yang melakukan kerja sama dengan Bulog untuk menyalurkankan beras dan menekan laju inflasi.
"Harapannya kan penyaluran bahan pokok, utamanya beras ini bisa sampai ke pelosok. Oleh karenanya melalui koperasi yang banyak di desa, beras ini bisa tersalurkan secara lebih merata," kata Amiruddin.
Dia menilai penjualan beras melalui koperasi ini memberikan dampak positif baik dari sisi masyarakat yang mendapatkan harga terjangkau, maupun dari sisi koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendapat keuntungan.
"Sebagai badan usaha untuk memperoleh keuntungan, meskipun tidak besar. Tapi secara sosial juga koperasi membantu masyarakat," sambungnya.
Amiruddin menegaskan penjualan beras melalui koperasi nantinya diutamakan untuk para anggota koperasi, karena anggota koperasi biasanya terdiri dari masyarakat setempat. (K64)