Bisnis.com, BATAM - Pencegahan stunting merupakan program penting untuk pertumbuhan anak bangsa menuju generasi emas. Hal tersebut disadari penuh oleh Yayasan Madani, Harbour Energy dan pihak posyandu di Kecamatan Siantan, Kepulauan Anambas.
Ketiganya sangat aktif dalam memenuhi perannya untuk mencegah kenaikan angka stunting di wilayah perbatasan Indonesia tersebut. Mitra Pelaksana Program Yayasan Madani Arman Andrias mengatakan aksi yang yayasan lakukan berfokus pada pencegahan stunting.
Pada awalnya, kegiatan ini dimulai dari focus group discussion (FGD) antara pihak-pihak yang terlibat 2021 lalu. Fokus utamanya yakni mencari cara untuk pencegahan stunting.
Dari FGD tersebut, Harbour sangat berminat dan terus berkolaborasi hingga sekarang. Arman kemudian menjelaskan program yang mereka kerjakan.
"Kami mengajak kader posyandu untuk lebih sadar mengenai stunting. Pertama-tama kami mencoba memvalidasi data tentang jumlah balita, serta data ibu hamil yang bayinya berpotensi stunting. Ini selaras dengan program nasional dalam pencegahan stunting," kata Arman, Selasa (7/11/2023).
Seperti yang diketahui, Kementerian Kesehatan memfokuskan 11 program intervensi spesifik untuk menurunkan angka stunting secara nasional. Ke-11 program tersebut diarahkan pada 2 fase pertumbuhan, yaitu fase ibu hamil atau sebelum melahirkan dan fase sesudah melahirkan yang utamanya pada bayi usia 0-24 bulan.
Baca Juga
"Kami mencoba melakukan pencegahan bukan hanya lewat edukasi, tapi juga memberikan stimulan penambah gizi untuk balita. Selain itu, kami juga mengimplementasikan alat ukur ntuk mengetahui data kesehatan bayi," paparnya.
Praktik yang berlangsung dari 2021 ini cukup ampuh dalam meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang bahaya stunting. Ditambah lagi, bantuan dari Harbour Energy yang ikut memberikan sumbangsih bagi program ini.
"Harbour sangat banyak membantu sekali lewat pemberian peralatan buat posyandu, misal timbangan, alat ukur, makanan penambah gizi dan lain-lain," tuturnya.
Bupati Anambas Abdul Haris pernah mengatakan bahwa lewat kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah dan swasta, angka stunting berhasil ditekan. Sebagai contoh sebelum program intensif dijalankan di 2022 lalu, angka stunting di Anambas pernah mencapai 9,67%. Lalu pada 2022, angkanya turun menjadi 6,46%.
"Stunting menjadi prioritas, karena dampaknya yang dapat menghambat tumbuh kembang fisik maupun mental anak, sehingga program harus dilaksanakan secara konvergen atau terpusat terpadu, terkoordinasi oleh berbagai lintas sektor," ucapnya.
Ia juga terus mengajak seluruh kader posyandu agar terus meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat, agar program pencegahan stunting ini dapat berjalan dengan baik. "Karena jika bekerja dari hari, maka semua akan terasa mudah untuk dijalani dan pastinya persoalan stunting cepat teratasi," pungkasnya.
Konten ini merupakan bagian dari pemberitaan Program Jelajah Migas Sumbagut Wilayah Kepulauan Riau yang didukung oleh SKK Migas Wilayah Sumbagut, Medco E&P Natuna, Harbour Energy, Star Energy (Kakap) Ltd., West Natuna Exploration Ltd. dan KUFPEC Indonesia Anambas B.V.
