Bisnis.com, BATAM - Keindahan destinasi wisata bahari di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kepri) tidak perlu diragukan. Wisata pantai dengan pemandangan laut biru menjadi daya tarik bagi pelancong.
Anugerah alam dari sang Maha Kuasa ini berhasil dimanfaat secara kreatif oleh masyarakat Desa Belibak bersama Medco E&P Natuna Ltd. (Medco E&P) hingga menjadi lokasi wisata bahari yang mampu mengangkat taraf ekonomi masyarakat.
Wisata Pulau Pangeran di Desa Belibak, kini menjadi salah satu wisata bahari yang tengah naik daun di Anambas. Keunggulan kawasan wisata ini telah diakui khalayak ramai. Oleh karena itu, Desa Belibak masuk daftar 10 desa kreatif se-Indonesia. Penghargaan diberikan langsung oleh Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI).
Kepala Desa Belibak Marzuki atau yang biasa disapa Pak Jenggot mengungkapkan bahwa sebelumnya Desa ini merupakan daerah tertinggal.
"Sekarang maju karena ada peran dari Medco E&P Natuna. Bagaimana desa ini yang dikenal dulunya hanya pemecah ombak, kini jadi desa wisata, maju dan mandiri," katanya Rabu (18/10/2023).
Marzuki yang sudah 8 tahun menjadi Kepala Desa Belibak mengatakan, kehadiran destinasi baru ini mampu mengangkat taraf perekonomian warga. Wisata Pantai Pangeran sendiri dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Baca Juga
"Alhamdulillah banyak stan kuliner berdiri. Mereka mampu menggaji anak buahnya, minimal Rp 1 juta per bulan," kata pria kelahiran Desa Belibak ini.
Angkat PAD
Keberadaan wisata ini juga mampu mengangkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Belibak. Tahun ini, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah desa tersebut sebesar Rp2 miliar, terdiri dari Rp1,6 miliar dari PAD sendiri dan Rp400 juta bantuan pemerintah pusat.
Apa sebenarnya keunggulan dari Wisata Pulau Pangeran ini? “Keindahan pemandangan laut biru, serta terumbu karang yang mempesona. Pokdarwis Desa Belibak juga telah melengkapi destinasi wisata ini, dengan sejumlah infrastruktur wisata yang menarik,” ujar Marzuki.
Sejumlah wahana telah dibangun di Wisata Pulau Pangeran, yakni kolam renang air asin, pantai, balai bersimpuh, gerbang tanjak, komedi putar, kincir-kincir, wahana air serta rel kereta. Selain itu, kuliner khas Desa Belibak juga banyak dijual di sana, seperti lakse, bingke dan jajanan lain. Disamping itu, akses menuju lokasi wisata sangat mudah, wisatawan hanya perlu naik speed boat dan pompong, dengan biaya Rp100.000 pulang dan pergi.
Marzuki berharap pengembangan desa wisata terus berlanjut. Kendala dihadapi saat ini soal akses.
"Belibak ini berada di pulau kecil di seberang Palmatak, Anambas. Jadi akan lebih baik jika ada jembatan penghubung antara Palmatak dan Pangeran. Ada akses baru, selain naik speed boat. Saat ini, jembatan itu baru setengah dibangun pemerintah daerah," ucapnya.
Sementara Community Development Specialist Medco E&P Natuna Ltd Fahmi Abdillah mengatakan Medco E&P selalu berkomitmen turut mengembangkan desa wisata berbasis komunitas, seperti Desa Belibak. "Berdasarkan hasil evaluasi kami, nilai dampaknya jauh lebih besar dari yang sudah kami lakukan," ungkapnya.
Kesuksesan desa ini mewakili Kepri sebagai 10 besar desa kreatif di Indonesia, memberikan hasil positif pada komitmen Medco E&P dalam memberikan kontribusi pada kehidupan masyarakat.
"Masyarakat desa ini sangat kreatif, tidak hanya begantung dari perusahaan dan pemerintah. Mereka buat kolam renang di samping laut. Ini ide brilian dan menarik perhatian wisatawan agar datang ke pulau ini. Dengan kreativitas ini, tidak salah juga menyebut Pak Jenggot sebagai lokal hero," tuturnya.
Konten ini merupakan bagian dari pemberitaan Program Jelajah Migas Sumbagut Wilayah Kepulauan Riau yang didukung oleh SKK Migas Wilayah Sumbagut, Medco E&P Natuna, Harbour Energy, Star Energy (Kakap) Ltd., West Natuna Exploration Ltd. dan KUFPEC Indonesia Anambas B.V.