Bisnis.com, PADANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menunjukkan pertumbuhan positif seiring terus meningkatnya penyaluran kredit.
Plt Kepala OJK Provinsi Sumbar Untung Santoso mengatakan kondisi kinerja perbankan yang masih baik terbilang patut dipertahankan dan harus ditingkatkan hingga berakhirnya tahun ini, karena ada hal yang patut diwaspadai yakni menghadapi meningkatnya suku bunga global.
"Dengan adanya kinerja positif ini turut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (27/10/2023).
Dia menjelaskan hingga kondisi Agustus 2023, OJK mencatat untuk aset perbankan tumbuh 6,75% (yoy) menjadi sebesar Rp79,26 triliun. Untuk penyaluran kredit juga tumbuh 7,99% (yoy) menjadi sebesar Rp67,94 triliun.
Sementara itu, untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terkontraksi sebesar 1,80% (yoy) menjadi sebesar Rp54,03 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,21 persen, dan rasio LDR 125,75%.
Begitupun untuk penyaluran kredit untuk pelaku usaha UMKM mencapai Rp30,29 triliun atau 44,58% dari total kredit di Sumbar, dan tumbuh sebesar 11,44% (yoy). "Kita berharap kinerja positif ini terus terjadi hingga penutupan tahun 2023 ini," ujarnya.
Baca Juga
Sementara untuk kinerja perbankan syariah, dari sisi aset, dana pihak ketiga dan penyaluran pembiayaan terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Terdapat peningkatan aset sebesar 19,90% (yoy) menjadi sebesar Rp10,08 triliun dengan penghimpunan DPK meningkat sebesar 19,48% (yoy) menjadi sebesar Rp9,36 triliun.
Lalu untuk penyaluran pembiayaan meningkat 22,81% (yoy) menjadi sebesar Rp8,20 triliun, dengan pertumbuhan pembiayaan UMKM sebesar 22,43% (yoy) menjadi sebesar 2,4 triliun.
"Risiko pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPF 1,74%, dan rasio FDR 87,66%," jelasnya.
Dikatakannya untuk kinerja bank perekonomian rakyat di Sumbar juga tumbuh dengan baik. Melihat pada aset yang tumbuh 7,76% (yoy) menjadi sebesar Rp2,44 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 4,27% (yoy) menjadi sebesar Rp1,84 triliun.
Selanjutnya untuk penyaluran kredit/pembiayaan meningkat 10,16% (yoy) menjadi sebesar Rp1,89 triliun. "Untuk penyaluran kredit/pembiayaan itu terdapat 69,35% merupakan kredit/pembiayaan UMKM," sebutnya.
Sementara, untuk risiko kredit/pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPL/NPF 8,09%, dan rasio LDR/FDR 102,66%.
Penyaluran kredit perbankan terbesar terdapat di Kota Padang yang merupakan Ibukota Sumatera Barat yaitu sebesar Rp28,69 triliun kepada 270.429 debitur, dengan rasio NPL 2,00%.
Total penyaluran kredit di Kota Padang mencapai 42,22% dari total penyaluran kredit di Sumbar. Kemudian diikuti oleh penyaluran kredit di Kota Bukittinggi yaitu sebesar Rp6,29 triliun kepada 74.877 debitur dengan share 9,25% dari total penyaluran kredit di Sumbar.