Bisnis.com, PADANG - Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sumatra Barat yakni Jalan Tol Trans Sumatra, Padang - Pekanbaru, tidak masuk dalam daftar PSN yang dicoret Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kondisi ini membuat Sumbar cukup beruntung, karena mengingat dari sisi pengerjaan, proyek jalan di Sumbar terbilang lamban, karena sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo saat meresmikan groundbreaking pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru tahap pertama pada tahun 2018 lalu, proyek jalan tol di Sumbar direncanakan tuntas tahun 2023 ini.
Namun kondisi yang terjadi saat ini, ketika jalan tol di Riau telah beroperasi, sementara di Sumbar masih berurusan soal pembebasan lahan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumbar Medi Iswandi mengaku telah mengetahui adanya keputusan Menko Perekonomian mencoret sejumlah PSN. Namun untuk PSN di Sumbar tidak masuk daftar yang dicoret.
"PSN di Sumbar yaitu jalan tol, tidak masuk daftar yang dicoret, karena kegiatan sudah berlangsung, dan yang dicoret itu, yang belum mulai sama sekali atau masih tahap feasibility study (FS)," katanya kepada Bisnis di Padang, Kamis (12/10/2023).
Adapun daftar proyek yang dicoret dari PSN it yakni Ambon New Port, Kawasan Industri Tanggamus, Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Sidan, Jalan Tol Rantau Prapat - Kisaran, Jalan Tol Langsa - Lhokseumawe, Jalan Tol Lhokseumawe - Sigli, Jalan Tol Dumai - Sp. Sigambal - Rantau Prapat, SPAM Juanda, SPAM Jatigede, dan SPAM Kamijoro.
Baca Juga
Terkait progres pengerjaan jalan tol di Sumbar, Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar, Era Sukma Munaf, menjelaskan untuk tahap pertama yakni Padang - Sicincin masih dalam tahap pengerjaan dan untuk pembebasan lahan sudah hampir 100 persen dan pengerjaannya sekitar 80 persen.
"Sekarang kita tengah mengupayakan untuk di Sarilamak - Payakumbuh, karena di sana ada 5 nagari/desa yang masih belum sepakat soal pembebasan lahannya. Dimana untuk 5 desa itu panjangnya sekitar 14 km," ujar dia.
Untuk paket Sarilamak - Payakumbuh panjang jalan yang dikerjakan totalnya mencapai 45 km, dan terdapat 14 km yang masih bermasalah yakni penolakan dari masyarakat yang berada di 5 nagari/desa.
"Kita akan turun ke lapangan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 5 nagari/desa itu. Semoga segera ada solusinya," ucap Era.
Dengan adanya kondisi itu, ada dua pihak yang akan mengerjakan untuk seksi Sarilamak - Payakumbuh, dari total 45 km itu, 14 km akan dikerjakan PT Hutama Karya dan 31 km dikerjakan oleh JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang).
"JICA ini sistem kerjanya, lahan itu harus clear and clean, artinya tuntas pembebasan lahannya, dan tidak ada persoalan. Makanya untuk 14 km itu Hutama Karya yang akan mengerjakannya, sambil kita berupaya melakukan sosialisasi ke masyarakat," sebutnya.
Era menyebutkan untuk paket di Sarilamak - Payakumbuh itu nantinya ada pembangunan terowongan yang panjangnya diperkirakan 11 km dan akan dikerjakan oleh JICA dengan nilai proyek mencapai Rp7 triliun.
Untuk itu, melihat kondisi tersebut, diperkirakan terowongan tersebut akan dimulai pada tahun 2024 mendatang dengan anggaran sebesar Rp7 triliun, dan ditargetkan terowongan tersebut selesai 8 tahun lamanya.
"Jadi sebenarnya untuk anggaran pengerjaan jalan tol di Sumbar ini sudah ada anggarannya, hanya saja lahan yang sulit dibebaskan," tutupnya.
Era menyampai progres lainnya itu seperti seksi Pangkalan - Payakumbuh 45 km dengan saat ini proses penyusunan dokumen Amdal, larap, dan DPPT. Seksi Payakumbuh - Bukittinggi 32,80 km dan proses saat ini basic design.
Serta seksi Bukittinggi - Sicincin 40,01 km juga masih proses basic design. Serta Seksi Sicincin - Padang 36,60 km dan saat ini tengah pengerjaan konstruksi.