Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tabungan Emas Pegadaian di Bank Sampah Padang, Diminati Masyarakat Diperebutkan ASN

Adanya pergerakan ASN Padang ikut menukarkan sampah jadi emas, mengikuti instruksi Wali Kota Padang sebagai gerakan mengurangi tumpukan sampah.
Nasabah beraktivitas di salah satu kantor cabang Pegadaian di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah beraktivitas di salah satu kantor cabang Pegadaian di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, PADANG - Peminat sampah ditukar jadi tabungan emas di Bank Sampah Induk (BSI) Pancadaya, Kota Padang, Sumatra Barat, tidak hanya datang dari kalangan masyarakat umum, tapi seluruh ASN Padang juga turut antusias memiliki tabungan emas Pegadaian.

Direktur Bank Sampah Induk (BSI) Pancadaya Padang Mina Dewi mengatakan adanya pergerakan ASN Padang ikut menukarkan sampah jadi emas, mengikuti instruksi Wali Kota Padang sebagai gerakan mengurangi tumpukan sampah.

"Sesuai instruksi Wali Kota Padang seluruh ASN diminta untuk ikut menukarkan sampah jadi tabungan emas. Waktu yang dikasih itu 20 Oktober 2023 mendatang, tidak ada lagi ASN yang tidak mengikuti instruksi," kata Dewi yang juga Ketua Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Senin (9/10/2023).

Menurutnya berdasarkan data hingga Minggu (8/10) kemarin, jumlah nasabah tabungan emas Pegadaian mencapai 1.123 orang. Sebelum adanya ASN yang ikut tukar sampah jadi emas, nasabah tabungan emas di Bank Sampah Pancadaya sekitar 700 orang lebih, dengan jumlah tabung emas mencapai 300 gram lebih.

"Jadi terjadi peningkatan jumlah nasabah lebih dari 400 orang. Artinya 400 orang itu adalah ASN Padang," jelasnya.

Dewi memperkirakan ada seribuan lebih ASN di Padang, sehingga diperkirakan nasabah tabungan emas Pegadaian yang ada di Bank Sampah Pancadaya akan mencapai 2.000 lebih.

Dikatakannya bila bicara bukan di sisi bisnis, dengan adanya keterlibatan ASN memiliki tabunga emas, telah turut membantu mengatasi tumpukan sampah di wilayah Kota Padang.

"Jadi instruksi itu, tidak hanya mengajak ASN ikut tukar sampah jadi emas. Tapi masyarakat umum mulai dari seluruh RW, Kelurahan, dan Kecamatan, akan ikut didorong memiliki tabungan emas Pegadaian," sebutnya.

Dewi menyampaikan dengan adanya dukungan dari Pemko Padang itu, telah turut membantu upaya PT Pegadaian dalam program CSR di bidang lingkungan.

"Sesuai arahan Pegadaian dulu, tukar sampah jadi emas bukan mengedepankan bisnis, tapi bagaimana peran CSR Pegadaian bisa membantu sampah di Padang terkelola dengan baik," ungkapnya.

Sebelumnya terpisah, Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan kondisi yang terjadi saat ini dalam sehari saja jumlah sampah di Padang tercatat mencapai 640 ton.

"Sampah itu diantar dan menumpuk di TPA Air Dingin. Jika seperti itu terus dilakukan, bakal setinggi gunung tumpukan sampah di TPA. Makanya kita perlu lakukan cara, supaya ada penanganan yang lebih baik soal sampah itu," katanya.

Diakuinya dengan kondisi TPA saat ini, dapat dipastikan suatu waktu TPA Air Dingin bakal sulit menampung sampah yang datang setiap harinya yang jumlahnya 640 ton.

Hendri Septa melihat sejauh ini ada satu Bank Sampah yang aktif bergerak membeli sampah-sampah yang bisa dikelola kembali yakni menjadi kerajinan hingga ditukar menjadi tabungan emas.

"Cara Bank Sampah ini bagus. Jadi saya berkeinginan agar masyarakat belajar ke Bank Sampah Pancadaya yang ada di belakang Kantor Camat Kuranji itu, sehingga bisa pula di bangun di kecamatan lainnya," ujarnya.

Walkot menyebutkan bila setiap kecamatan atau bahkan di setiap kelurahan terhadap Bank Sampah, maka dapat dipastikan tumpukan sampah di TPA bisa diminimalisir. Setidaknya bisa mengurangi ratusan ton sampah di TPA.

"Keberadaan bank sampah ini saya lihat mampu meminimalisir datangnya sampah ke TPA. Misalnya dengan adanya puluhan bank sampah saja, maka akan membuat timbulan sampah di TPA berkurang hampir seratus ton," jelasnya.

"Kalau tidak dari sekarang kita pikirkan cara untuk mengatasi tumpukan sampah ini, maka di tahun 2026 nanti TPA Air Dingin penuh,” sambungnya.

Dia menjelaskan dalam kurun waktu dua tahun ke depan, perlu upaya Pemko Padang untuk meminimalisir sampah ke TPA. Salah satu upaya yang tengah dilakukan yakni Refuse Derived Fuel (RDF). Dimana nantinya sampah yang ada di TPA Air Dingin diolah menjadi bahan bakar.

“Akan tetapi RDF itu baru dapat beroperasi pada akhir tahun 2024 nanti, pertanyaannya, bagaimana setahun ke depan, tentu sampah akan terus menumpuk di TPA Air Dingin,” sebutnya.

Untuk itu, supaya sampah bisa diatasi dan tidak menggunung di TPA, Walkot mengajak seluruh warga untuk mengelola sampah dimulai dari rumah sendiri.Kemudian, Hendri Septa mengimbau kepada seluruh lurah dan camat untuk mensosialisasikan kepada warga penting dan perlunya dibentuk bank sampah.

“Ke depan setiap RW ada satu bank sampah, nanti warga yang menjadi nasabahnya,” tegas dia.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup Padang menjelaskan terdapat 40 ton sampah dalam sehari di Kota Padang yang tidak dikelola. Sampah itu terpediarkan dan menimbulkan bau serta berefek seperti menjadi penyumbang banjir dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper