Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Udara Batam Tidak Sehat, Warga Diimbau Gunakan Masker

Air Quality Monitoring System (AQMS) mencatat kualitas udara di Batam beberapa hari ini masuk dalam kategori tidak sehat.
Penanganan karhutla di Kabupaten OKI, Sumsel./Istimewa
Penanganan karhutla di Kabupaten OKI, Sumsel./Istimewa

Bisnis.com, BATAM — Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam melalui Air Quality Monitoring System (AQMS), kualitas udara di Batam beberapa hari ini masuk dalam kategori tidak sehat, dengan nilai indeks standar pencemaran udara (ISPU) 114. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin mengimbau agar Warga Batam kembali menggunakan masker.  "Saya mengimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika harus beraktivitas di luar rumah diharapkan dapat menggunakan masker. Bagi anak-anak, lansia dan penderita asma sebaiknya hindari bermain di luar rumah," imbaunya di Batam, Minggu (8/10/2023).

Jefridin mengungkapkan Hasil monitoring yang dilakukan DLH sejak 18 September 2023 sampai hari ini nilai ISPU di Kota Batam terus menunjukkan kenaikan. Namun hasil monitoring yang dilakukan pada 4 Oktober 2023 sempat turun mencapai 94.

"Artinya pada tiga hari yang lalu kualitas udara di Batam masih berada direntang 51-100 yang masuk dalam kategori sedang. Dan saat tadi pagi dilakukan monitoring ISPU sudah naik direntang 101-200 berada pada kategori tidak sehat," jelasnya. 

Diungkapkannya bahwa tingginya nilai ISPU Batam berhubungan erat dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera. Data dari BMKG jumlah hotspot Karhutla di Sumatera pada hari ini sebanyak 1.958 titik dan di Sumatera Selatan (Sumsel) berjumlah 1.386 titik. Jika melihat arah angin, kejadian di Batam mendapat kiriman dari daratan Sumsel. 

Berdasarkan AQMS ada lima kategori ISPU. Yakni dengan rentang 1-50 pada kategori baik, rentang 51-100 pada kategori sedang, rentang 101-200 pada kategori tidak sehat, rentang 201-300 pada kategori sangat tidak sehat, dan rentang 301 ke atas kategori berbahaya.(K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper