Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkembangan Komoditas Karet Sumsel Jadi Sorotan

Bappeda Sumsel menyebutkan setidaknya terdapat tiga sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan di Sumsel.
Sri Kurniati, petani karet di Desa Cipta Praja, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin sedang menyadap karet di kebun seluas 0,5 hektare. JIBI/ Bisnis-Tim Jelajah.
Sri Kurniati, petani karet di Desa Cipta Praja, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin sedang menyadap karet di kebun seluas 0,5 hektare. JIBI/ Bisnis-Tim Jelajah.

Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) tengah melakukan penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sumsel periode 2025-2045. 

Salah satu pembahasan yang dilakukan yakni terkait penetapan sektor unggulan Provinsi Sumsel yang akan tertuang dalam RPJPD dan menjadi fokus hingga 10 tahun mendatang. 

Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Bappeda Sumsel Hari Wibawa menyebutkan setidaknya terdapat tiga sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan di Sumsel. 

"Ada sektor pertambangan, perkebunan yang terdiri dari sawit, karet dan kopi. Kemudian juga ada sektor perikanan yang juga menjadi salah satu hasil terbesar," katanya, Kamis (5/10/2023). 

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Abdul Bashir menjelaskan pemantapan sektor unggulan ini bertujuan untuk mengenjot produktivitas yang akhirnya bermuara pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. 

"Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap PDRB sebesar 13,23 persen dan tumbuh 3,82 persen di tahun 2022," jelasnya. 

Bashir menyebutkan untuk produktivitas masing-masing sektor di Sumsel di angka yang relatif aman meskipun masih dibawah nasional. Akan tetapi yang patut menjadi perhatian saat ini yaitu kondisi sektor perkebunan utamanya komoditas karet. 

Sekretaris Dinas Perkebunan Sumsel Dian Eka Putra mengatakan kondisi komoditas karet yang cenderung menurun atau stabil akan berpengaruh pada pertumbuhan atau perkembangan industri karet itu sendiri. 

Dian memandang untuk menjadikan karet dan komoditas lain di sektor perkebunan menjadi sektor unggulan perlu dilakukan kembali kajian secara mendalam untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditi tersebut. 

"Dari pengamatan kita untuk komoditas karet telah terjadi penurunan dari luas arealnya. Ini kalau tidak disiasati dikhawatirkan beberapa tahun kedepan hanya menyisakan legacy bahwa Sumsel pernah menjadi daerah penghasil terbesar di Indonesia," tegasnya. 

Dia menjelaskan, dibanding tahun 2021 telah terjadi penurunan luas area karet pada 2022 hampir 50.000 hektare, baik itu dikonversi maupun menjadi lahan-lahan lainnya. 

"Di 20 tahun kedepan bisa habis. Ini yang harus kita kaji lagi karena permasalahannya sudah bisa kita identifikasi sebenarnya, tapi penyelesaiannya yang kita butuh," pungkasnya. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper