Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sumsel Ingatkan Potensi Peningkatan Uang Palsu Saat Pemilu

Bank Indonesia mengingatkan adanya potensi peningkatan peredaran uang palsu di saat agenda nasional seperti masa kampanye dan pemilihan umum.
Petugas menunjukkan uang palsu yang akan dimunaskan di Jakarta, Rabu (26/2/2020)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya.
Petugas menunjukkan uang palsu yang akan dimunaskan di Jakarta, Rabu (26/2/2020)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya.

Bisnis.com, PALEMBANG — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatra Selatan (Sumsel) mengingatkan adanya potensi peningkatan peredaran uang palsu di saat agenda nasional seperti masa kampanye dan pemilihan umum yang akan berlangsung pada tahun 2024 mendatang. 

Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumsel, Ricky P Gozali mengatakan jumlah uang palsu di Sumsel relatif banyak dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2021 pihaknya mencatat jumlah uang palsu yang ada sebanyak 2.190 lembar dan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat menjadi 4.121 lembar pada tahun 2022. 

"Saat pandemi uang palsu semakin banyak. Tapi sampai dengan Agustus 2023 ini jumlah uang palsu di Sumsel sebanyak 3.424 dan kita harapkan sampai akhir tahun tidak bertambah," jelasnya, Rabu (4/10/2023). 

Berdasarkan data historis Bank Indonesia di masa kampanye dan pemilu sebelumnya, peredaran uang palsu memang cenderung mengalami peningkatan. Namun diakui Ricky belum ada analisa yang mendalam terkait dengan penyebab terjadinya hal tersebut. 

"Ini (uang palsu) yang perlu diantisipasi oleh masyarakat dan utamanya dari perbankan," tegasnya. 

Dia menjelaskan sesuai dengan prosedur saat ini apabila ditemukan uang palsu baik dari masyarakat umum maupun pihak perbankan maka harus di proses dan dilaporkan ke pihak kepolisian. 

Sementara itu, imbuh Ricky, dalam gelaran event nasional seperti kampanye dan pemilu juga berpotensi meningkatkan jumlah transaksi di masyarakat yang juga membutuhkan peredaran uang yang cukup. 

Akan tetapi dengan adanya digitalisasi dan pemahaman transaksi digital oleh masyarakat seperti sekarang ini, diharapkan dapat meminimalisir kebutuhan uang fisik di masyarakat. 

"Kami berharap kebutuhan dari uang fisik dalam kegiatan-kegiatan bisa diminimalisir dan bergeser dengan ke digitalisasi," pungkasnya. (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper