Bisnis.com, BATAM - Menjelang tahun politik 2024, biasanya terjadi fenomena bidang keuangan misalnya peredaran uang palsu yang semakin marak, dan kini ditambah dengan semakin ramainya peredaran emas batangan palsu.
Kepala Kanwil Pegadaian Pekanbaru, Maryono menjelaskan momen tahun politik yang sudah mulai ramai saat ini, terutama 2023 tersebut membuka peluang beredarnya uang palsu dan emas palsu.
"Jadi saat ini kami sering melihat peredaran uang palsu dan emas palsu. Kalau ketemu orang dan klien misalnya dia punya emas dari minta cek emasnya dan antisipasi emas palsu," katanya Jumat (18/11/2022).
Menurutnya ada beberapa cara mengantisipasi emas palsu tersebut, diantaranya digosok dengan air asam HNO3, lalu asam sitrat dan asam klorida. Dengan cara itu emasnya digosok dan apabila bereaksi akan berubah warna apabila emas palsu. Sedangkan emas palsu tidak berubah sama sekali.
Kemudian bisa dengan menimbang berat jenis logam emas, yang punya standar sendiri. Secara umum, emas asli memiliki berat 19,3 gram/cm2. Apabila hasil timbangan kurang dari jumlah tersebut, ada kemungkinan emas tersebut palsu.
Ada juga cara lainnya, seperti dengan menggunakan magnet. Cara ini menunjukkan bila emas palsu akan terjadi daya tarik menarik, namun untuk emas asli tidak ada daya tarik antar logam.
Baca Juga
"Sekarang juga marak peredaran emas tungsten, dimana emas yang diedarkan itu kadar logamnya hanya 51 persen atau bukan emas murni. Modusnya emas campuran itu dilapis dengan emas sehingga bisa merugikan bagi yang tidak tahu. Cara antisipasinya belilah emas di tempat yang aman dan terjamin, bersertifikat," ujarnya.
Sementara itu selain momen tahun politik, isu resesi pada 2023 kian marak diperbincangkan khalayak. Para pengamat ekonomi bahkan pemerintah memprediksi resesi ekonomi akan terjadi tahun 2023 mendatang.
Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian Yudi Sadono mengatakan masyarakat harus mempersiapkan diri dengan menabung atau investasi emas sebagai bantalan menghadapi goncangan krisis. Pasalnya, Instrumen investasi emas masih sangat menjanjikan dan masih diburu oleh masyarakat sebagai alat lindung nilai (hedging).
“Alhamdulillah sampai dengan saat ini tren penjualan emas di Pegadaian mengalami kenaikan, terbukti jumlah nasabah Pegadaian naik per Oktober naik hingga 70 persen dari 117.000 di Oktober 2021 menjadi 199.000 per Oktober 2022. Sedangkan nilai pembiayaan secara year on year (YoY) juga naik mencapai 87 persen dari Rp742 miliar menjadi Rp1,38 triliun,” jelas Yudi
Tak hanya pertumbuhan nasabah dan pembiayaan, Yudi juga menambahkan masyarakat yang sudah mengakses Tabungan Emas Pegadaian juga terus tumbuh mencapai lebih dari 5,5 juta orang.
“Ini artinya, masyarakat sudah mulai menyadari terhadap emas, karena emas dapat menjadi perisai ketika terjadi serangan krisis. Selain harga emas tidak akan termakan inflasi, emas itu bersifat likuid atau bisa dicairkan kapan saja," tambah Yudi.
Pegadaian memberikan kemudahan berinvestasi bagi masyarakat dalam beberapa produk yang dimiliki Pegadaian. Pertama, Tabungan Emas Pegadaian. Selain itu ada Cicil Emas.
“Tak hanya Logam Mulia, Pegadaian juga menyediakan emas perhiasan yang disediakan oleh anak perusahaan Pegadaian yaitu Galeri24, jadi masyarakat bebas memilih instrumen investasi emas yang akan disimpan,” ucap Yudi.