Bisnis.com, PALEMBANG -- Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) masih terus dilakukan hingga saat ini, utamanya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menyebutkan bahwa kebakaran lahan masih terus terjadi di OKI, tepatnya di Pangkalan Lampam dan Ulak Kapal.
"OKI masih menjadi prioritas pemadaman karena area yang terbakar adalah lahan gambut. Dan juga ada beberapa titik area terbakar di lokasi lain, yang juga menjadi fokus pemadaman baik darat maupun udara," kata Ansori, Senin (11/9/2023).
Dia menjelaskan, selain 9.000 personel yang telah dikerahkan untuk memadamkan dan menjaga kawasan daerah rawan karhutla di Sumsel, pihaknya juga memaksimalkan tiga helikopter waterboombing dan 2 helikopter patroli.
"Upaya pengeboman air terus dilakukan. Kita mengutamakan daerah yang area kebakarannya luas dan sulit dijangkau tim darat," ucapnya.
Dia mengakui, permasalahan yang ditemukan di lapangan diantaranya material seperti ranting dan pohon yang mengering dan mudah terbakar, angin yang kencang dan sumber air yang mulai berkurang.
Baca Juga
Di lain sisi, Kapolda Sumsel Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo mengatakan pihaknya sudah mengerahkan 300 personel Polda Sumsel dalam pelaksanaan latihan pra Operasi Stop Karhutla Musi 2023.
Personel ini ditugaskan selama 30 hari kedepan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumsel."Operasi ini dilaksanakan selama 30 hari kedepan mulai 13 September hingga 13 Oktober 2023. Sebanyak 300 personil Polri dikerahkan serta melibatkan stakeholder terkait," katanya.
Rachmad menuturkan, BMKG memprediksi tahun ini cuaca panas berlangsung lebih panjang sampai bulan Desember. Meski demikian, dia berharap kebakaran hutan dan lahan seperti tahun 2015 dan 2019 tidak boleh terjadi lagi di Sumsel pada tahun ini.
"Titik api di Sumsel yang terpantau saat ini 20 sampai 30 titik api setiap harinya. Sementara water bombing kita ada lima yang digunakan, tapi hanya tiga siap beroperasi duanya lagi dalam perbaikan," bebernya.
Dia mengakui, masalah yang ditemukan dilapangan saat ini adalah sumber air mulai berkurang dan kering. Oleh karenanya dia berharap kepada 300 personel anggota yang dikerahkan harus mengedepankan pencegahan terjadinya kebakaran.
"Jadi dalam 30 hari di beberapa kabupaten seperti Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara lokasi paling rawan kebakaran. Jadi targetnya selama 30 hari itu tidak ada api di lokasi tersebut. Dan selama pelaksanaan operasi ini diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp1 miliar yang anggarannya dari internal Polda Sumsel," tutupnya.