Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat, Begini Perkembangannya

Sumsel kembali menggelar rapat progres percepatan pembangunan Pelabuhan New Palembang yang terletak di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin.
Foto udara areal pengembangan Pelabuhan Patimban Tahap 1-2 di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (31/8/2023)./Bisnis-Rachman.
Foto udara areal pengembangan Pelabuhan Patimban Tahap 1-2 di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (31/8/2023)./Bisnis-Rachman.

Bisnis.com, PALEMBANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) kembali menggelar rapat progres percepatan pembangunan Pelabuhan New Palembang yang terletak di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin. 

Diketahui sebelumnya, pembangunan pelabuhan yang diyakini mampu mendongkrak perekonomian di Bumi Sriwijaya itu mengalami beberapa hambatan, utamanya persoalan administratif. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Regina Ariyanti mengungkapkan perkembangan terbaru dari Pelabuhan Tanjung Carat saat ini masih berproses  di analisis dampak lingkungan (Amdal). 

Hal itu menurutnya, lantaran salah satu syarat pelepasan kawasan hutan adalah Amdal. "Update-nya, Rencana Induk Pelabuhan (RIP) sudah dikeluarkan Kementerian Perhubungan, sekarang masih berproses di Amdal," katanya, dikutip Sabtu (9/9/2023). 

Regina menuturkan, terkait luasan lahan masih sesuai dengan desain awal atau tidak ada perubahan termasuk di kawasan hutan seluas 60 hektare. 

"Groundbreaking nantilah setelah Amdal selesai dan proses sertifikasi lahannya juga sudah selesai," pungkasnya. 

Sebelumnya, Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Bappeda Sumsel Hari Wibawa menyampaikan kebijakan dan regulasi pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat sudah dilakukan. 

Dia menilai, pembangunan harus benar-benar terealisasi untuk menghindari kebocoran pendapatan daerah. "Kedepan harus jadi. Kalau tidak Sumsel akan tertinggal, karena ekspor akan dibawa melalui daerah tetangga seperti Lampung, Jambi atau bahkan Bengkulu,” ujarnya. 

Senada dengan itu, Ketua Gabungan Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel Alex Sugiarto mengatakan kondisi ekspor Sumsel saat ini membutuhkan biaya yang lebih besar (double cost). Pasalnya, komoditi yang diekspor seperti sawit harus menggunakan menggunakan kapal kecil yang nantinya mengalami pengoperan di beberapa titik.

Oleh karena itu, pihaknya mengaku sangat menantikan kehadiran pelabuhan sebagai gerbang jalur distribusi sektor sawit di Sumsel. Dan menurutnya, kesediaan pelabuhan itu juga sangat diharapkan oleh seluruh industri yang ada di Bumi Sriwijaya. “Karena itu (pelabuhan) jauh memangkas biaya transportasi. Kalau sekarang ini kita double cost tidak hanya biaya tapi juga waktu,” tegasnya. (K64)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper