Bisnis.com, PALEMBANG — Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) kembali menggelar rapat progres percepatan pembangunan Pelabuhan New Palembang yang terletak di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin.
Diketahui sebelumnya, pembangunan pelabuhan yang diyakini mampu mendongkrak perekonomian di Bumi Sriwijaya itu mengalami beberapa hambatan, utamanya persoalan administratif.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Regina Ariyanti mengungkapkan perkembangan terbaru dari Pelabuhan Tanjung Carat saat ini masih berproses di analisis dampak lingkungan (Amdal).
Hal itu menurutnya, lantaran salah satu syarat pelepasan kawasan hutan adalah Amdal. "Update-nya, Rencana Induk Pelabuhan (RIP) sudah dikeluarkan Kementerian Perhubungan, sekarang masih berproses di Amdal," katanya, dikutip Sabtu (9/9/2023).
Regina menuturkan, terkait luasan lahan masih sesuai dengan desain awal atau tidak ada perubahan termasuk di kawasan hutan seluas 60 hektare.
"Groundbreaking nantilah setelah Amdal selesai dan proses sertifikasi lahannya juga sudah selesai," pungkasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Bappeda Sumsel Hari Wibawa menyampaikan kebijakan dan regulasi pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat sudah dilakukan.
Dia menilai, pembangunan harus benar-benar terealisasi untuk menghindari kebocoran pendapatan daerah. "Kedepan harus jadi. Kalau tidak Sumsel akan tertinggal, karena ekspor akan dibawa melalui daerah tetangga seperti Lampung, Jambi atau bahkan Bengkulu,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Gabungan Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel Alex Sugiarto mengatakan kondisi ekspor Sumsel saat ini membutuhkan biaya yang lebih besar (double cost). Pasalnya, komoditi yang diekspor seperti sawit harus menggunakan menggunakan kapal kecil yang nantinya mengalami pengoperan di beberapa titik.
Oleh karena itu, pihaknya mengaku sangat menantikan kehadiran pelabuhan sebagai gerbang jalur distribusi sektor sawit di Sumsel. Dan menurutnya, kesediaan pelabuhan itu juga sangat diharapkan oleh seluruh industri yang ada di Bumi Sriwijaya. “Karena itu (pelabuhan) jauh memangkas biaya transportasi. Kalau sekarang ini kita double cost tidak hanya biaya tapi juga waktu,” tegasnya. (K64)