Bisnis.com, PALEMBANG – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) kantor wilayah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) menyebutkan stok beras wilayah Sumsel hingga akhir tahun 2023 dalam keadaan aman.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Mohamad Alexander mengakui harga beras di Provinsi Sumsel memang mulai mengalami kenaikan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah hasil produksi yang tidak lagi sebanyak seperti saat musim panen raya di awal tahun.
“Sekarang mungkin sudah mulai masuk musim gadu, artinya hasilnya tidak sebesar saat musim panen raya seperti awal tahun di bulan Maret, April, Mei, lalu,” katanya, Rabu (23/8/2023).
Meski demikian, Alex menegaskan tidak ada permasalahan stok beras untuk wilayah Sumsel. Bahkan ketersediaan beras di gudang-gudang bulog cukup untuk stok sampai akhir tahun 2023.
“Banyak (stok) sampai akhir tahun 2023 dan stok menghadapi tahun depan aman,” imbuhnya.
Baca Juga
Dia menambahkan, stok beras juga disiapkan untuk penyaluran bantuan pangan tahap kedua, yang akan mulai dilakukan di bulan Oktober, September dan November.
“Kita juga ada stok yang diprioritaskan untuk penyaluran bantuan pangan itu sebanyak 18.526 ton untuk wilayah Sumsel Babel,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, untuk menjaga stabilitas harga, pihaknya juga tetap rutin melaksanakan berbagai program seperti pasar murah, supply untuk gerakan pangan murah dan juga pelayanan kepada outlet binaan serta kegiatan penyaluran beras SPHP.
Analisis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Deni Eswan menuturkan harga bahan pangan di Sumsel masih dibawah harga acuan pemerintah (HAP) sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 Tahun 2023.
“Seperti beras masih dibawah harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan,” katanya.
Sementara itu, Analisis Kebijakan Ahli Madya pada Substansi Perindustrian dan Perdagangan Kemendagri, Nyimas Dwi Koryati mengakui penjualan beras SPHP di Sumsel tepatnya di Palembang dan Ogan Ilir terpantau aman dan dijual sesuai dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Rp9.450 per kilogram.
Ia menjelaskan pengelolaan penjualan SPHP juga sangat bagus dimana setiap seminggu hanya mendapat 400 kilogram.
“Ini merupakan manajemen yang bagus, jadi jangan sampai ada SPHP tapi beras lokal jadi terbengkalai,” tutupnya.