Bisnis.com, BATAM - Upaya Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk menjadikan Sekupang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan terus berlanjut.
Salah satu syarat dari pemerintah agar usulan KEK diluluskan, yakni harus menggandeng satu brand rumah sakit berskala internasional, yang menjadi rujukan masyarakat Indonesia berobat.
Salah satu yang tengah coba digandeng BP Batam yakni KPJ Healthcare dari Malaysia. Beberapa waktu yang lalu, delegasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) datang bersama pihak KPJ Healthcare ke BP Batam untuk membahas potensi kerja sama.
"Kemarin itu merupakan lanjutan pembahasan mengenai potensi kerja sama dalam pengembangan KEK Kesehatan di Sekupang," kata Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Senin (31/7/2023).
Rudi menjelaskan bahwa salah satu syarat dari pemerintah agar meluluskan usulan KEK Kesehatan, yakni harus menjalin kerja sama dengan satu brand rumah sakit internasional yang menduduki 10 besar dunia, atau rumah sakit yang jadi tujuan utama masyarakat Indonesia berobat.
Sebelumnya, BP Batam menjajaki peluang kerja sama dengan industri kesehatan dari Dubai dan India, tapi terkendala terkait persyaratan. Untuk KPJ saat ini, Rudi optimis bahwa kerja sama tersebut dapat secara serius ditindaklanjuti.
"Kami mencari partner internasional. Dan kelebihan yang kita punya, KEK bisa menghadirkan tenaga medis dari luar negeri. Sehingga masyarakat tidak perlu berobat keluar negeri. Devisa yang selama ini keluar, itu untuk wilayah kita sendiri," kata Rudi lagi.
Sementara itu, Officer In Charge (OIC) KPJ Healthcare, Pn Norhaizam Muhammad mengatakan peluang kerja sama terbuka cukup lebar antara pihaknya dan BP Batam.
"Peluang sangat bagus, kami percaya Batam ada potensi. Kami juga percaya ada kebolehan yang boleh dishare-kan bersama BP Batam. So Insyaalah kami akan kerja sama dan semoga kita bisa wujudkan Hospital Internasional di Batam berjaya," katanya.
KPJ Healthcare Berhad merupakan rumah sakit swasta terbesar di Malaysia, yang berpengalaman 42 tahun, dan hingga kini telah membuka 29 fasilitas kesehatan rumah sakit di Malaysia, Thailand, Bangladesh dan Australia, termasuk di Jakarta, Indonesia.
Norhaizam juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan relokasi KJP di Jakarta ke daerah baru, yang dianggap potensial dan memiliki fasilitas yang sesuai dengan visi KJP.
"Kami punya 30 tahun pengalaman di Jakarta dan 10 tahun di Bangladesh. Di Jakarta kami mendapat kendala terkait izin dokter kami dari Malaysia. Kami berencana pindahkan dari Jakarta ini, bila di Batam bisa, Why not," pungkasnya.(K65)