Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Muba Sulap Puluhan Ton Limbah Sabut Kelapa Jadi Cuan

Pj Bupati Muba Apriyadi Mahmud mengakui, sampah sabut kelapa memang menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat di daerah tersebut.
Pj Bupati Musi Banyuasin, Apriyadi Mahmud saat melakukan peninjauan di Rumah Produksi Kelapa Terpadu, Desa Purwo Agung Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin. Istimewa
Pj Bupati Musi Banyuasin, Apriyadi Mahmud saat melakukan peninjauan di Rumah Produksi Kelapa Terpadu, Desa Purwo Agung Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin. Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Provinsi Sumatra Selatan secara resmi membuka operasional industri cocopeat dan cocofiber di Rumah Produksi Kelapa Terpadu yang berada di Desa Purwo Agung, Kecamatan Lalan. 

Peresmian Industri tersebut sebagai solusi dari keberadaan limbah kelapa yang mencapai 20 ton per harinya. 

Pj Bupati Muba Apriyadi Mahmud mengakui, sampah sabut kelapa memang menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat di daerah tersebut. 

"Alhamdulillah setelah enam bulan lalu kita tinjau langsung dan dikaji bersama, permasalahan kelapa ini bisa diatasi bahkan memiliki nilai ekonomis yang tinggi," kata Apriyadi, dikutip Jumat (16/6/2023).

Menurutnya, limbah sabut kelapa yang sudah dikelola menjadi cocopeat dan cocofiber itu dapat menghasilkan paling sedikit Rp50 sampai Rp60 juta per bulan.

"Dengan melihat potensi bahan baku 20 ton per hari, artinya selama satu bulan bisa mengolah sampai 600 ton," sambungnya. 

Apriyadi menilai, jenis pengolahan yang bersifat padat karya juga berperan besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan begitu, geliat perekonomian di daerah tersebut semakin berkembang.

"Industri ini kan betul-betul pada karya, dan utamanya semua yang berperan disini adalah tenaga kerja lokal," tegas Apriyadi. 

Selain itu, imbuhnya, potensi pasar hingga ke luar negeri juga menjadikan pengolahan sabut kelapa ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan.

"Tentunya ini bisa membantu kelanjutan perekonomian warga disini, dan harapannya bisa menjadikan daerah ini sebagai sentra pengolahan sabut kelapa," ujarnya. 

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Muba, Azizah menerangkan, permintaan pasar dari cocopeat dan cocofiber ini juga cukup tinggi. 

Beberapa perusahaan dalam negeri yang memesan diantaranya Sinar Mas Grup dan MHP yang akan memanfaatkan sebagai media tanam. 

"Dan perdana kita akan mengirimkan ke Pekanbaru yang dimanfaatkan untuk RAPP," ujar Azizah.

Sementara itu, Camat Lalan Jami'an mengakui bantuan Pemkab Muba untuk menghidupkan industri ini telah memberikan dampak positif baik secara lingkungan dan ekonomi. 

"Hadirnya pengolahan ini tentu membantu meningkatkan perputaran ekonomi yang berdampak langsung kepada warga," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh salah satu pekerja pengolahan sabut kelapa, Sumarni. Dia mengakiu, dengan pembukaan tempat pengolahan ini memberikan lapangan pekerjaan baru sekaligus sumber pendapatan. 

"Iya, sebelumnya hanya ibu rumah tangga. Setelah ikut pelatihan, sekarang jadi disini dan tentunya ada penambahan pendapatan," tuturnya.

Pengolahan 

Mahasiswa sekaligus pengelola industri cocopeat dan cocofiber, Bayu mengatakan, setiap bahan baku limbah sabut kelapa dibeli seharga Rp15.000 per kubik. 

Bayu menjelaskan setiap satu kubik sabut kelapa, akan menghasilkan masing-masing 1 ton cocopeat dan 25 karung cocofiber. 

"Untuk satu karung cocopeat itu biasanya memiliki berat 30 kilogram," jelasnya. 

Dia menambahkan untuk harga kedua produk juga berbeda. Untuk harga produk cocopeat itu dibeli kisaran Rp1.250 per kilogram atau sekitar Rp37.000 sampai Rp38.000 per karung.

Sedangkan untuk cocofiber, imbuh Bayu, memiliki harga yang sedikit lebih mahal yaitu Rp2.500 per kilogramnya. 

"Lebih mahal, karena biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan barang-barang seperti kursi, kasur dan pasarnya juga sampai luar negeri," pungkasnya. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper