Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi di Provinsi Sumatra Barat pada Mei 2023 secara year on year (yoy) di angka 4,19 persen dengan IHK sebesar 115,69 atau secara month to month (mtm) sebesar 0,38 persen, dan secara inflasi year to date (ytd) 0,85 persen.
Menurut Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto dengan kondisi yang demikian masih tergolong terkendali, karena inflasi yang terjadi di angka yang sangat tipis, baik secara yoy, mtm, maupun secara ytd.
"Inflasi Sumbar tergolong terkendali, melihat secara mtm sangat tipis naiknya. Hal ini dikarenakan stabilnya harga bahan pokok di pasar pada Mei 2023," katanya, Senin (5/6/2023).
Dia menjelaskan bila melihat untuk Kota Padang, inflasi yoy sebesar 4,26 persen dengan IHK sebesar 115,69 dan Kota Bukittinggi sebesar 3,56 persen dengan IHK sebesar 115,66.
Secara mtm inflasi di Kota Padang sebesar 0,40 persen dan di Kota Bukittinggi sebesar 0,18 persen. Inflasi ytd hingga Mei 2023 di Kota Padang sebesar 0,86 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 0,70 persen.
Sugeng menyebutkan untuk kelompok yang dominan memberikan andil inflasi yoy di Sumbar Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,49 persen yang diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 1,48 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,32 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,30 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,15 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,14 persen. Kelompok pendidikan sebesar 0,12 persen.Kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen.Secara mtm, kelompok yang dominan memberikan andil inflasi gabungan dua kota di Sumbar pada Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,17 persen yang diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 0,13 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya. Kelompok pendidikan, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran relatif tidak mengalami perubahan.
Dikatakannya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil dominan terhadap inflasi yoy gabungan dua kota di Sumbar Mei 2023 antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, ikan cakalang/ikan sisik, rokok putih, mobil, angkutan dalam kota, emas perhiasan, ketupat/lontong sayur, rokok kretek, dan beberapa komoditas lainnya.
Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil dominan terhadap deflasi yoy antara lain daging ayam ras, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, kendaraan carter/rental, cabai hijau, ayam hidup, laptop/notebook, daging sapi, cabai rawit, dan beberapa komoditas lainnya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil dominan terhadap inflasi mtm gabungan dua kota di Sumbar Mei 2023 antara lain angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, jengkol, kelapa, rokok kretek filter, bawang putih, ikan cakalang/ikan sisik, ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, dan beberapa komoditas lainnya.
Komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil dominan terhadap deflasi mtm gabungan 2 kota di Sumbar Mei 2023 adalah cabai merah, angkutan antar kota, kendaraan carter/rental, cabai hijau, tarif kendaraan travel, kentang, petai, terong, dan beberapa komoditas lainnya.