Bisnis.com, DUMAI - Kelompok tani yang ada di Kota Dumai memanfaatkan limbah sorgum dari hasil budi daya yang telah dijalankan sejak akhir tahun lalu.
Limbah itu diolah, kemudian dicampurkan dengan bahan tambahan dan difermentasikan selama dua hingga tiga pekan, sebelum kemudian dimanfaatkan untuk pakan ternak organik.
Pengetahuan tentang hal ini didapatkan para petani dari Kelompok Masyarakat Alam Tani, Tanjung Palas Dumai lewat pelatihan yang telah diselenggarakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) Dumai, yang bekerjasama dengan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Riau.
Rudi perwakilan Kelompok Masyarakat Alam Tani Dumai, berharap dengan adanya pelatihan tersebut dapat membantu petani dan juga peternak untuk memenuhi kebutuhan pakan peternakannya.
"Kami bersyukur dan berterima kasih atas program yang diinisiasi oleh KPI RU Dumai ini, harapan kami petani bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan untuk menunjang usaha peternakan, serta program budi daya sorgum yang telah berjalan juga lancar dan hasilnya bisa diserap oleh pasar," ungkapnya, Jumat (12/5/2023).
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, dan CSR KPI RU Dumai Agustiawan menjelaskan program pelatihan ini merupakan rangkaian program pertanian sorgum yang telah diselenggarakan beberapa saat yang lalu.
"Kegiatan pelatihan kali ini dilakukan untuk mengoptimalkan limbah pertanian yang belum termanfaatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di lahan gambut,” ungkapnya.
Limbah yang dimaksud terdiri dari batang dan daun sorgum yang memang harus dipangkas dalam proses panen, agar tunas baru dapat tumbuh untuk dipanen tiga bulan kemudian.
Limbah ini kemudian dicacah dan dicampur dengan bahan-bahan lainnya, untuk kemudian difermentasikan selama 14 hingga 21 hari. Hasil dari fermentasi siap digunakan sebagai pakan ternak.
Dia mengakui program ini mendorong pertanian terintegrasi dengan memanfaatkan limbah pertanian yang bernilai ekonomis atau zero waste. Melalui inovasi ini, para petani dapat memangkas biaya operasional untuk pembelian pakan ternak.
Selain itu, ternak tersebut juga mendapatkan nutrisi yang lebih kompleks. Upaya ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam penerapan ESG fokus 8, yaitu Community Engagement and Impact serta SDG’s poin 8 tentang Pertumbuhan Ekonomi.
Agustiawan memaparkan program ini juga mendukung kampanye Pemerintah terkait substitusi dan diversifikasi penguatan ketahanan pangan, dimana sebelumnya PT KPI RU Dumai telah mengembangkan program pertanian sorgum di Kelurahan Tanjung Palas. Kegiatan ini sudah sesuai dengan SDG’s poin 2, yaitu Tanpa Kelaparan.
Selain untuk tujuan substitusi serta diversifikasi pangan, program ini juga sebagai sarana edukasi masyarakat terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan mengoptimalkan serta mengintegrasikan pertanian dan peternakan di lahan gambut.
"Tujuan ini sejalan dengan ESG fokus 1 dan 3, yaitu Addressing Climate Change dan Protecting Biodiversity, serta SDG’s poin 13 dan 15, yaitu tentang Penanganan Perubahan Iklim dan Ekosistem Daratan," jelas Agustiawan.
Kepala BSIP Provinsi Riau Shanorra Yuliasari berharap program ini dapat berkelanjutan dan direplikasi di daerah lainnya.
"Tentu harapan kami program ini terus berlanjut, dan juga bisa dijalankan di wilayah lainnya yanh ada di Provinsi Riau," pungkasnya.