Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepri Kendalikan Gejolak Inflasi Lebaran dengan Operasi Pasar Murah

Mendekati Idulfitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus melakukan upaya untuk menekan gejolak inflasi.
Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri Suryono
Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri Suryono

Bisnis.com, BATAM - Mendekati Idulfitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus melakukan upaya untuk menekan gejolak inflasi. Salah satunya yakni dengan operasi pasar murah.

"Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kepri, TPID punya 7 program utama untuk menekan gejolak inflasi," kata Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri Suryono, Kamis (13/4/2023) di Batam.

7 program tersebtu yakni optimalisasi pasar murah untuk stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok, pemberian sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas kepada BUMDes, Kelompok Tani, Pondok Pesantren, dan Koperasi Tani.

Lalu penguatan ketersediaan bahan pangan melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik intra Kepulauan Riau maupun dengan provinsi lain, penguatan budi daya pangan mandiri, penguatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk data pangan, penguatan koordinasi dan komunikasi, serta fasilitasi distribusi pangan melalui subsidi ongkos angkut.

"Menjelang lebaran, TPID akan terus melanjutkan program-program tersebut, misal operasi pasar murah dengan memperhatikan perkembangan harga bahan pangan," jelasnya.

Selain itu, TPID juga terus memantau ketersediaan stok, kewajaran harga dan masa kadaluwarsa bahan pokok, termasuk sidak pasar bersinergi dengan Forkopimda.

"Dengan demikian, inflasi di Kepri diharapkan dapat dijaga di tingkat yang rendah dan stabil, sehingga apat mendukung daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Suryono berharap capaian di Kepri tetap positif sama seperti Maret 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Kepri pada Maret 2023 mengalami deflasi sebesar 0,29 persen (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,47 persen (mtm).

Deflasi tersebut dipengaruhi penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama aneka sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi hijau, serta cabai merah dan bawang merah. Penurunan harga disebabkan oleh jumlah pasokan sayuran yang meningkat sejalan dengan kondisi cuaca yang membaik, serta panen cabai merah dan bawang merah di beberapa sentra produksi. 

Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami inflasi yaitu daging ayam, sotong, rokok kretek filter, emas perhiasan dan angkutan udara.

Hal ini seiring dengan permintaan yang meningkat pada periode Ramadan dan menjelang Idulfitri, serta kenaikan harga rokok kretek filter sebagai dampak lanjutan dari kenaikan cukai rokok. (K65)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper