Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau menyikapi kerusakan jalan yang terjadi di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Jalanan di wilayah ini diduga mengalami kerusakan akibat banyak dilalui kendaraan angkutan batu bara.
Gubernur Riau Syamsuar menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan adalah mengirimkan surat kepada perusahaan batu bara, yang beroperasi di Inhu.
"Saya sudah surati perusahaan batu bara, intinya mereka jika mengangkut baru bara harus melalui via sungai. Tidak lagi menggunakan jalur darat. Tapi hingga sekarang belum dilakukan, mungkin sarana dan prasarananya belum siap. Tapi nanti kalau sudah siap, maka mereka wajib menggunakan sungai," ujarnya, Rabu (29/3/2023).
Untuk mengetahui situasi dan kondisi di lapangan, dirinya berencana melakukan sidak ke lapangan serta memeriksa kesiapan infrastruktur angkutan sungai sebagai solusi angkutan batu bara di wilayah tersebut. Rencana itu akan berbarengan dengan agenda safari Ramadan Pemprov Riau, di wilayah Inhu dan Inhil.
Syamsuar mengakui pihaknya melakukan hal itu sebagai antisipasi ramainya arus lalu lintas kendaraan yang akan melewati jalan lintas di wilayah Inhu dan Inhil, menjelang momen Lebaran tahun ini.
Dinas terkait seperti Dinas PUPR juga menurutnya telah melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan. Meskipun perbaikan yang dilakukan tidak sampai pada tahap pengaspalan ulang, namun hanya perbaikan sementara agar jalan tetap fungsional dilalui kendaraan.
Menurut data Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman (PUPR-PKPP) Riau, pada tahun ini mengalokasikan anggaran perbaikan jalan dan pembangunan jembatan sebesar Rp77,284 miliar di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Perbaikan dan pembangunan jalan di Inhu yang disiapkan tahun ini diantaranyan pembangunan jalan rigid ruas jalan Peranap-Simpang Ifa sepanjang 1 kilometer dengan biaya pengawasan Rp491 juta dan biaya belanja modal Rp9,2 miliar. Pembangunan 1 Km jalan rigid Lubuk Kandis-Pangkalan Kasai dengan biaya pengawasan Rp491 juta dan biaya belanja modal Rp9,2 miliar.
Lalu, rekonstruksi atau peningkatan kapasitas struktur jalan aspal (Base A, Base B, ACBC dan ACWC) Rengat-Kuala Cinaku (Perbatasan Inhil) sepanjang 1 Km. Biaya pengawasannya mencapai Rp491 juta dan biaya belanja modal Rp16 miliar.
Kemudian, peningkatan kapasitas struktur jalan aspal Cerenti (Batas Inhu)- Air Molek 2 Km dan 1,25 kilometer. Anggaran pengawasannya mencapai Rp491 juta dan biaya belanja modal Rp16 miliar untuk 2 Km peningkatan jalan aspal (Base A, Base B, ACBC dan ACWC) dan peningkatan jalan rigid Rp11,5 miliar sepanjang 1,25 Km.
Selanjutnya, peningkatan kapasitas struktur jalan Air Molek-Simpang Japura dengan anggaran pengawasan Rp329 juta dan biaya belanja modal peningkatan 0,20 Km jalan aspal (Base A, Base B, ACBC dan ACWC) Rp16 miliar dan jalan rigid Rp1,8 miliar sepanjang 0,20 Km.
Lalu, peningkatan kapasitas struktur jalan rigid Batu Gajah-Sei Keras (1Km) dengan anggaran pengawasan Rp491 juta dan biaya belanja modal Rp9,2 miliar
Kemudian, kegiatan pemeliharaan berkala kontruksi jembatan Kuala Cinaku pada ruas jalan Rengat-Kuala Cinaku (batas Inhil) sepanjang 1 Km. Anggaran pengawasannya Rp340 juta dan belanja modal Rp2,7 miliar.