Bisnis.com, PADANG - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, untuk terus mengembangkan hasil riset, sehingga bisa dimanfaatkan dan memberikan dampak yang luas.
"Rektor telah memaparkan berbagai capaian dan riset yang dilakukan. Seperti di bidang kesehatan. Saya berharap riset itu terus dikembangkan, sehingga tidak ada lagi orang yang berobat ke luar negeri," katanya pada kegiatan launching Pusat Riset Stem Cell dan Biobank, Hilirisasi, Komersialisasi dan Bisnis Universitas Andalas, Kamis (16/3/2023).
Dia melihat selama ini dari berbagai jenis penyakit di Indonesia ini, ada ketidakmampuan rumah sakit untuk mengobati, sehingga pasien harus pergi ke luar negeri, seperti ke Singapura dan Malaysia. Padahal rumah sakit banyak di Indonesia dan memiliki dokter yang hebat.
"Kita punya dokter-dokter yang hebat dan SDM yang hebat pula. Tapi kenyataannya masih ada produk kesehatan yang di impor. Sementara perguruan tinggi melakukan riset, nah seharusnya riset inilah yang perlu dikembangkan," ujar Sakti Wahyu Trenggono yang juga selaku Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Andalas ini.
Menurutnya hasil riset perguruan tinggi termasuk Unand memiliki peranan penting, sehingga bisa memberikan dampak kepada masyarakat secara luas.
Seperti untuk bidang kesehatan, kelemahan riset bukan pada SDM para peneliti, tapi dari pola pikir yang tidak mau bekerja sama dengan pihak lainnya.
"Makanya saya mendukung adanya peluncuran pusat riset stem cell dan biobank, hilirisasi, komersialisasi dan bisnis dari Unand ini. Dimana hasil riset Unand ini bisa dikembangkan dengan cara bekerjasama dengan pihak lain," tegasnya.
Bekerjasama yang dimaksud, bila ada hasil riset yang memerlukan dari tenaga teknik, maka dari tenaga teknik bisa turut mendorong perkembangan riset. Sehingga terwujudlah sebuah produk yang bermanfaat.
"Jadi seandainya impor kesehatan ini terhenti, kita mungkin saja mulai goyang, karena tidak punya produk yang kuat. Sementara kita ada riset. Nah riset yang itulah yang seharusnya didukung bersama," tegasnya.
Dia berharap apa yang telah dilakukan Unand ini, dapat memacu perguruan tinggi lainnya untuk ikut mengembangkan riset di masing-masing perguruan tinggi. Karena selain ada Unand yang memang menjadi salah satu perguruan tinggi yang terbaik di Indonesia, juga ada perguruan tinggi lainnya, yang seharusnya bisa untuk riset.
Tidak hanya di bidang kesehatan saja, Sakti Wahyu Trenggono juga melihat potensi pangan dari pariwisata juga patut ditindaklanjuti oleh Unand melalui sebuah riset.
Sementara itu, Rektor Unand Yuliandri juga mengatakan, Unand merupakan perguruan tinggi urutan ke sembilan untuk hal riset. Hal ini dikarenakan riset menjadi unggulan di Unand.
"Di Unand ini punya 134 departemen dan 1.430 peneliti. Jadi memang perlu kita lakukan kedepannya agar hasil riset bisa memberikan dampak yang luas," sebut dia.
Dikatakannya Unand tidak hanya bicara akademik soal riset itu, karena untuk mengembangkan sebuah riset tersebut, memang dibutuhkan dukungan pihak lainnya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi juga berharap kehadiran KKP di Unand dapat memberikan kabar yang menggembirakan pada masyarakat, terutama di sektor perikanan.
"Meski hasil riset soal kesehatan telah pernah dilakukan. Sekarang hasil riset soal bidang lainnya yakni pangan supaya bisa memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat," harapnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan juga selaku Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Andalas Sakti Wahyu Trenggono (tengah) didampingi Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi (kiri) bersama Rektor Unand Yuliandri (kanan) saat diwawancarai awak media usai kegiatan di Convention Hall Unand Padang, Sumatra Barat, Kamis (16/3/2023). Bisnis/Muhammad Noli Hendra