Bisnis.com, MEDAN - Ketersediaan sejumlah komoditas pangan di kabupaten/kota wilayah Sumatra Utara mengalami defisit.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Medan, Senin (19/12/2022).
Secara akumulatif, bawang putih berada di peringkat pertama dengan total defisit sebesar 28.607 ton. Sedangkan di posisi kedua, bawang merah mengalami defisit sebesar 13.406 ton.
Daging sapi juga terlihat mengalami defisit yang cukup signifikan, seperti di Kabupaten Nias dengan persentase defisit 99 persen, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Selatan dengan angka defisit 98 persen.
"Daging sapi, kerbau. Ini juga masih persoalan ini. Berulang lah kita bicarakan ini, diskusi, bagaimana (caranya) memenuhi (komoditas) ini," tambah Edy.
Begitu pula dengan daging ayam. Daerah dengan tingkat defisit tertinggi untuk komoditas daging ayam adalah Kota Medan dengan tingkat defisit 99 persen, kemudian Kota Sibolga dan Pematangsiantar sumbang angka defisit sebesar 97 persen.
Selain itu, Edy pun menegaskan agar tidak ada lagi komoditas pangan Sumut yang dijual ke luar hingga kebutuhan di dalam daerah terpenuhi. Ia pun meminta kepada pihak berwajib untuk mengatasi keluarnya komoditas pangan yang di luar kendali.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Doddy Zulverdi mengatakan berdasarkan neraca pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumut, pada Desember 2022 seluruh komoditas pangan strategis diperkirakan dalam kondisi surplus dengan tingkat harga yang berfluktuasi seiring tingginya permintaan dari daerah lain.
Maka dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut memasok komoditas pangan dari sejumlah lokasi seperti Negara Tiongkok sebagai pemasok bawang putih, Provinsi Jawa Tengah dan Sumatera Barat sebagai pemasok bawang merah, dan Provinsi Aceh sebagai pemasok daging ayam.
