Bisnis.com, PADANG - Meledaknya tambang batu bara milik PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, masih menyisakan teka teki.
Hal ini dikarenakan belum diketahui penyebab pasti terjadinya peristiwa yang menewaskan 10 orang pekerja dan 4 orang pekerja lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Teknik Tambang PT NAL Dian Firdaus mengatakan hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab dari ledakan itu, apakah dikarenakan human error atau benar-benar ada yang tidak sesuai dengan SOP.
"Kalau untuk SOP saya rasa tidak ada yang diabaikan. Karena di perusahaan kami ini, kepala tambang akan memastikan betul kondisi di lubang, mulai dari gas, udara, ventilasi, listrik, dan termasuk tunggak. Kalau dinilai aman, baru boleh pekerja masuk ke lubang," katanya, Selasa (13/12/2022).
Selain itu untuk melakukan pengecekan kondisi di dalam lubang tambang itu, juga dilakukan berkala yakni selama per tiga jam.
Namun untuk ledakan yang terjadi pada hari Jumat (9/12) lalu itu, diakuinya belum bisa dipastikan apakah tekanan gas metana yang menjadi pemicu ledakan.
"Logikanya, harus ada pemicu dulu, baru bisa meledak. Nah ini yang belum kita ketahui, dan kini tengah dilakukan investigasi," tegasnya.
Ledakan yang terjadi pada kedalaman lubang lebih dari 200 meter itu, hanya terjadi pada satu lubang saja. Sementara puluhan lubang lainnya masih aman.
"Kalau untuk saat ini, aktivitas di tambang dihentikan seluruhnya sementara waktu, sampai investasi selesai dilakukan," jelasnya.
Sebelumnya ledakan terjadi pada Jumat (9/12) pagi lalu itu, diketahui terjadi sekitar pukul 08.30 Wib.
Lokasinya berada pada lubang SD C2 atau lori 2. Sebanyak 14 pekerja jadi korban, 10 orang pekerja diantaranya meninggal dunia, sementara 4 orang lainnya mengalami luka-luka.
"Dari 4 pekerja itu, hanya satu luka berat. Untuk 3 pekerja lainnya itu luka ringan, dan kini sudah kembali ke rumah mereka dan tidak dirawat di rumah sakit lagi," tutup Dian.