Bisnis.com, PEKANBARU -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau memerkirakan angka inflasi daerah itu pada tahun ini akan tembus 6 persen. Untuk mengantisipasi hal itu perlu dilakukan sejumlah upaya bersama pihak terkait.
Deputi Kepala BI Riau Maria Cahyaningtyas menyebutkan angka inflasi tahun ini memang sudah melebihi target, kondisi itu sama dengan yang dialami oleh daerah lainnya di Tanah Air.
"Data BPS mencatat saat ini inflasi berjalan Januari-November sudah 5,84 persen. Dari hitungan kami Desember inflasi sekitar 0,5 persen dan inflasi tahunan perkiraan sekitar 6 persen. Kondisi ini kami lihat masih sejalan dengan daerah lainnya di Indonesia yang rata-rata inflasi sudah di atas 4 persen," ujarnya.
Menurutnya agar angka inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru bisa dikendalikan, pemda harus dapat memastikan suplai bahan pangan lancar di tengah momen akhir tahun dan peringatan hari besar.
Kemudian antar kabupaten dan kota juga harus memastikan pendataan yang baik, sehingga dapat diketahui mana daerah yang mengalami surplus dan defisit sehingga dapat saling bantu memenuhi permintaan daerah masing-masing.
Sementara itu untuk komoditas yang harus diwaspadai, diantaranya telur dan ayam ras yang memang mengalami kenaikan seperti daerah lainnya. Namun untuk cabai merah, menurutnya meskipun sudah mulai ada kenaikan tapi masih di bawah harga rata-rata.
"Harga cabai ini harus diwaspadai, jadi buat yang kemarin sudah menjalankan program tanam cabai itu harapan kami yang sudah panen agar bisa digunakan untuk suplai kebutuhan daerah kita sendiri," ujarnya.
Lalu untuk komoditas beras, menurutnya orang Riau suka mengkonsumsi beras premium dengan jenis beras pera, bukan pulen. Karena itu untuk menyiasati permintaan pasar dan menjaga pasokan dari daerah produsen, perlu ada offtaker yang menjembatani antara petani atau produsen beras Riau dengan daerah yang membutuhkan suplai untuk masyarakatnya.