Bisnis.com, PALEMBANG -- PT RMK Energy Tbk bakal membangun jalan khusus angkutan batu bara yang terintegrasi dengan jalur kereta api di dua lokasi sentra pertambangan Sumatra Selatan, yakni Kabupaten Muara Enim dan Lahat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT RMK Energy Tbk Tony Saputra saat jumpa pers terkait kinerja perseroan periode kuartal III/2022 secara virtual, Senin (21/11/2022).
"Targetnya kuartal I tahun depan sudah bisa operasional untuk jalan sepanjang 32 kilometer di Muara Enim," katanya.
Selama ini, Tony menerangkan, akses angkutan batu bara yang melintas di jalan umum untuk menuju pelabuhan dibatasi Pemerintah Provinsi Sumsel. Sehingga, perlu adanya jalan khusus agar lalu lintas angkutan emas hitam itu lebih optimal.
"Kami lihat banyak potensi [logistik batu bara] yang masih idle, mengapa tidak buat integrasi yang baik dengan bikin jalan sendiri," katanya.
Perseroan pun meyakini bahwa jika pihaknya menyediakan fasilitas infrastruktur yang bisa digunakan perusahaan tambang lainnya, akan meningkatkan volume bisnis jasa batu bara emiten berkode RMKE itu.
"Kalau terbuka volume bisnis kami tentu akan signifikan," katanya.
Hingga September 2022, volume jasa batubara mencapai 5,46 juta ton atau meningkat sebesar 21,08 persen secara year on year.
Sementara itu, Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra mengatakan perseroan mengalokasikan capital expenditure (CaPex) senilai total Rp350 miliar pada tahun 2023.
"Capex itu termasuk untuk investasi pembangunan dua jalan utama angkutan batu bara," katanya.
Dia memaparkan bahwa jalan khusus di Kabupaten Muara Enim sudah berjalan pembangunannya di mana perseroan telah menggelontorkan investasi senilai Rp174 miliar untuk proyek tersebut.
Sementara untuk proyek jalan ke arah pertambangan di Lahat sepanjang 40 kilometer -- 50 kilometer akan digarap pada 2023.
Dia mengatakan pihaknya menilai pembangunan jalan tersebut merupakan strategi untuk menggarap potensi batu bara yang cukup besar di Lahat dan Muara Enim.
"Kalau kita menjangkau daerah tersebut, tambang besar ada di sana, cadangan dan produksinya dapat keluar melalui jalan ini, 24 jam setiap hari bisa beroperasi tanpa ada batasan volume kendaraan," katanya.
Vincent menerangkan bahwa potensi cadangan batu bara di Muara Enim bisa mencapai 80 juta hingga 100 juta ton per tambang. Sementara terdapat enam areal pertambangan batu bara di daerah tersebut.
"Kami hanya perlu 7 juta ton sampai 8 juta ton per tahun. Kalau lihat besaran cadangan dengan volume yang dikeluarkan saat ini, kami tidak ragu," kata dia.
Diketahui, RMKE IJ membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,90 triliun atau meningkat secara signifikan sebesar 121,66 persen hingga periode September 2022.
Perseroan juga berhasil mencatatkan laba bersih usaha sebesar Rp296,37 miliar atau meningkat sebesar 153,90 persen YoY hingga periode September 2022.
"Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan kinerja operasional perseroan," kata Vincent.