Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah daerah di Sumatra Selatan diminta untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi itu agar tak melulu bergantung pada sektor pertambangan.
Asisten Manajer Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan (BI Sumsel), Rian Hidayat, mengatakan kendali pertumbuhan ekonomi Sumsel selama ini masih dipegang sektor pertambangan, dengan pangsa sebesar 23,83 persen.
“Hal itu juga tercermin dari kontribusi Kabupaten Muara Enim, yang merupakan sentra pertambangan Sumsel, sebesar 13 persen atau masuk dalam tiga besar daerah penyokong pertumbuhan ekonomi Sumsel,” katanya dalam focuss group discussion rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Sumsel, baru-baru ini.
Namun demikian, bank sentral menilai bahwa Sumsel juga perlu meningkatkan andil sektor pertanian. Apalagi, ada sejumlah kabupaten/kota di provinsi itu yang masuk kategori lumbung pangan nasional.
Salah satu daerah yang mengandalkan sektor pertanian adalah Kabupaten Banyuasin dengan share terhadap PDRB Sumsel sebesar 5 persen.
Rian mengatakan ada sejumlah strategi yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sektor pertanian, salah satunya mendorong rencana food estate di Sumsel.
Sementara itu, Statistik Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Marpaleni, mengatakan selama masa pandemi sektor pertanian mampu tumbuh dan menjadi peredam dampak pandemi.
“Sehingga kami menilai penting untuk pemerintah membuat kebijakan yang melindungi sektor pertanian,” katanya.
Berdasarkan catatan BPS, ekonomi Provinsi Sumatra Selatan triwulan III-2022 tumbuh sebesar 2,55 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,34 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran dicapai oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang meningkat sebesar 16,17 persen.