Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyambut baik adanya rencana PT Bio Cycle Indonesia untuk budi daya maggot skala industri.
Owner PT Bio Cycle Indonesia Budi Tanaka mengatakan perusahaan yang dipimpinnya itu sudah cukup lama bergerak untuk budi daya maggot.
"Maggot tidak hanya menjadi solusi dalam pengelolaan sampah, tetapi menjadi solusi untuk pupuk pertanian maupun pakan ikan," ujarnya, di Padang, Rabu (12/10/2022).
Dia menyebutkan alasannya memilih Sumbar, melihat komposisi sampah organik yang tinggi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah wilayah Sumbar, memiliki potensi menjanjikan untuk pengembangan budi daya belatung atau maggot (larva lalat black soldier fly) skala industri.
"Jadi selain menjadi solusi pengurangan sampah, maggot juga bisa menjadi sumber protein berbiaya murah yang akan sangat membantu peternak," kata Budi.
Menurutnya budi daya maggot terbilang cukup menjanjikan, karena harganya juga relatif lebih murah dibanding sumber protein lainnya.
Dengan demikian dapat menekan biaya pakan dalam industri peternakan, yang berkontribusi sekitar 70-75 persen dari total biaya produksi.
"Alur budi daya maggot diawali dari telur lalat BSF lalu ditetaskan sampai menjadi larva, kemudian maggot itu diberikan makan dari limbah organik yang biasanya dari sampah dapur seperti nasi, buah atau sayur, kemudian dalam waktu 14 hari, larva itu akan membesar dan digunakan untuk pakan ikan maupun pakan ternak,” ungkapnya.
Budi juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal, kebutuhan sampah untuk pakan maggot bisa mencapai 1:8.
Artinya, untuk 1 kg maggot, diperlukan kurang lebih 8 kg sampah organik. Angka tersebut tentunya dapat berubah sesuai kondisi yang dihadapi.
"Jika pembudidaya ingin meraih hasil lebih baik, asupan pakan bisa ditingkatkan. Begitu pula sebaliknya," jelas dia.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan menyambut baik rencana pengembangan budi daya maggot di Sumbar. Dia mengungkapkan bahwa industri maggot cocok dibangun di Kawasan TPA, di Sumbar pun terdapat TPA besar yaitu di Padang, Solok, dan Payakumbuh.
“Maggot ini dalam prosesnya akan memakan sampah organik yang akan sangat membantu mengurangi sampah secara signifikan mengingat komposisi sampah di Kota Padang mayoritas dipenuhi oleh sampah organik,” ujar dia.
Gubernur juga mengaku selama ini Pemprov Sumbar tengah fokus untuk mengurangi jumlah produksi sampah.
Dia juga menyambut positif kerja sama PT Bio Cycle Indonesia dalam mengembangkan industri maggot di Sumbar. Menurutnya maggot sebagai salah satu solusi mengatasi masalah sampah di Sumbar.
“Kami tertarik membangun industri pengembangan maggot dan berpeluang menjalin kerja sama dengan Bio Cycle, terkait pengelolaan sampah, pupuk pertanian, dan pakan ikan yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar gubernur.