Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mengucurkan subsidi senilai total Rp1,1 miliar untuk melakukan operasi pasar beras murah yang dibanderol Rp5.000 per kilogram sebagai upaya pengendalian inflasi.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Ahmad Rizali mengatakan anggaran subsidi itu dipakai untuk penyediaan 150 ton beras kategori medium.
"Operasi pasar kami sebar di 30 titik yang ada di Kota Palembang di mana kuotanya sebanyak 5 ton per titik, tujuannya tak lain untuk menekan risiko inflasi dari kelompok bahan pangan," katanya usai peluncuran operasi pasar di Pasar Lemabang, Minggu (2/10/2022).
Rizali mengemukakan bahwa alokasi yang bersumber dari pos belanja tak terduga (BTT) tersebut juga sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo terkait penggunaan dana transfer umum (DTU) sebesar 2 persen, yang mana untuk penanggulangan dampak inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Dia melanjutkan bahwa, program operasi pasar dengan subsidi dari kantong APBD bakal diikuti pemerintah kabupaten/kota yang ada di Sumsel. Namun demikian, besaran subsidi bergantung pada kemampuan tiap pemda.
Rizali memerinci pemprov memberikan subsidi senilai Rp4.450 per kg dari harga awal Rp9.450 per kg. Sehingga dengan subsidi itulah, warga bisa membeli beras murah Rp5.000 per kg dengan mekanisme kupon.
"Untuk kabupaten/kota kami serahkan ke pemda masing-masing, mampunya berapa? Jika subsidi Rp3.000 per kg, maka beras yang dijual ke masyarakat jadi Rp6.450 per kg," jelas Rizali.
Dia menambahkan Dinas Perdagangan Sumsel bekerja sama dengan Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel untuk operasi pasar beras murah tersebut.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Eko Hari Kuncohyo mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memasok berapa pun beras dengan merek Beras Kita untuk kebutuhan pemda terkait operasi pasar.
"Karena ini sejalan dengan fungsi Bulog untuk melakukan stabilisasi harga komoditas pangan, terutama beras," katanya.
Eko menambahkan bahwa Bulog pun bakal memasok beras untuk kegiatan serupa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin (Muba).
Menurut dia, Bulog kini lebih massif melakukan operasi pasar dengan menggandeng banyak pihak. Bahkan tidak hanya dengan pemda, melainkan bersama koperasi atau kelompok pedagang pasar.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, mengatakan selain untuk membantu masyarakat, operasi pasar digelar untuk meredakan keresahan masyarakat karena melonjaknya harga pangan.
"Kami harapkan dengan upaya semacam ini berdampak baik bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat," ujarnya.
Mawardi pun mengingatkan, agar operasi pasar tersebut dapat dilakukan tepat sasaran.
"Ini diutamakan untuk masyarakat yang menengah ke bawah. Jadi untuk masyarakat yang ekonominya berkecukupan jangan ambil kesempatan," paparnya.
Dia berharap, langkah itu dapat diteruskan pemerintah kabupaten/kota yang ada di Sumsel. Pasalnya, pengendalian inflasi merupakan tugas bersama.