Bisnis.com, PALEMBANG -- Bank Indonesia Sumatra Selatan menilai operasi pasar mampu menjaga stabilitas harga komoditas pangan yang rawan menjadi penyebab inflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan harga sejumlah komoditas pangan terpantau meningkat, terutama beras.
"Saat ini harga beras mencatat kenaikan tinggi sebesar 4,31 persen month to month (mtm), disusul cabai rawit sebesar 3,95 persen, bawang putih 1,65 persen dan daging sapi 0,84 persen," katanya di sela peluncuran operasi pasar beras di Pasar Lemabang, Palembang, Minggu (2/10/2022).
Erwin menilai bahwa naiknya harga komoditas pangan, terutama beras, dipicu beberapa faktor, salah satunya tingginya biaya produksi di tingkat petani.
Sementara itu di tataran nasional, harga gabah relatif tinggi, di mana telah mencapai Rp6.000 per kilogram dari semula Rp4.500 per kg.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengimbau untuk waspada pada kondisi beberapa bulan ke depan. Pasalnya saat ini masih musim tanam sehingga diperlukan upaya bersama untuk menjaga stabilisasi harga beras ini.
Erwin melanjutkan bank sentral berharap bahwa operasi pasar beras berjalan optimal terutama perlu dilakukan secara bersamaan dalam waktu yang berdekatan.
"Kita tahu, beras adalah kebutuhan pokok masyarakat perlu dilakukan secara masif untuk stabilisasi harga beras agar inflasi Sumatera Selatan terjaga," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, mengatakan selain untuk membantu masyarakat, operasi pasar digelar untuk meredakan keresahan masyarakat karena melonjaknya harga pangan.
"Kami harapkan dengan upaya semacam ini berdampak baik bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat," ujarnya.
Mawardi pun mengingatkan, agar operasi pasar tersebut dapat dilakukan tepat sasaran.
"Ini diutamakan untuk masyarakat yang menengah ke bawah. Jadi untuk masyarakat yang ekonominya berkecukupan jangan ambil kesempatan," paparnya.