Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Dorong Petani Sawit Swadaya Berkelompok

Pemprov Sumsel mendorong petani sawit swadaya untuk membentuk kelompok tani sehingga bisa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi.
Focus Group Discussion terkait rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD-KSB) Sumsel. /Bisnis-Dinda Wulandari
Focus Group Discussion terkait rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD-KSB) Sumsel. /Bisnis-Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mendorong petani sawit swadaya untuk membentuk kelompok tani sehingga bisa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam penentuan harga jual tandan buah segar atau TBS.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Perkebunan Sumatra Selatan (Disbun Sumsel) Dian Eka Putra di sela acara focus group discussion (FGD) terkait penyusunan rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD-KSB), pada Kamis (1/9/2022).

Dia mengemukakan awal pembangunan kebun kelapa sawit memang lebih ditekankan pada kemitraan. Namun seiring tren harga komoditas yang tinggi, menarik masyarakat untuk turut membuka kebun kelapa sawit secara mandiri.

“Mereka memilih jadi petani sawit karena komoditas itu memberikan kesejahteraan, namun ternyata masalah di lapangan banyak sekali, salah satunya harga yang diterima petani swadaya lebih rendah,” papar Dian. 

Menurut dia, jumlah petani swadaya di Sumsel berkisar 16 persen dari total petani sawit yang ada di provinsi itu.

Dian melanjutkan, pihaknya telah mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pendataan kebun kelapa sawit di daerah masing-masing.

“Selanjutnya baru nanti kami dorong untuk kemitraan, cari pabrik kelapa sawit yang bisa bekerja sama dengan kelompok petani swadaya tersebut,” katanya.

Menurut Dian, penguatan kelembagaan menjadi salah satu prioritas dalam RAD-KSB, karena nantinya setelah petani berkelompok akan didorong juga mengelola kebun sawit secara berkelanjutan.

“Salah satunya kita bisa mempercepat para petani itu untuk mendapatkan sertifikadi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Indonesia (Indonesian sustainable palm oil/ISPO,” katanya.

Sementara itu, peneliti sekaligus Feri Johana, Koordinator Proyek Peat-IMPACT ICRAF Indonesia, mengatakan Kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditas utama bagi masyarakat Sumsel dengan luasan mencapai lebih dari 1 juta ha.

“Dengan luasan yang cukup signifikan, dibutuhkan perencanaan yang komprehensif untuk dapat mengelola lahan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper