Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Sitoli Alami Inflasi Tertinggi di Indonesia pada Juni 2022, Ini Penyebabnya

Pada Juni 2022, inflasi Kota Gunung Sitoli tercatat 2,72 persen. Secara tahun kalender atau tahun berjalan, inflasi di kota tersebut tercatat sebesar 4,80 persen.
Lompat Batu Nias./JIBI
Lompat Batu Nias./JIBI

Bisnis.com, MEDAN - Inflasi Kota Gunung Sitoli di Kepulauan Nias, Sumatra Utara pada Juni 2022 menjadi yang paling tinggi secara nasional.

Pada Juni 2022, inflasi Kota Gunung Sitoli tercatat 2,72 persen. Secara tahun kalender atau tahun berjalan, inflasi di kota tersebut tercatat sebesar 4,80 persen.

Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi di Kota Gunung Sitoli mencapai 6,43 persen pada Juni 2022.

"Seperti kita simak bersama tadi, bahwa inflasi tertinggi secara nasional adalah Gunung Sitoli, yakni tercatat 2,72 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara Nurul Hasanudin, Jumat (1/7/2022).

Berdasar catatan BPS, inflasi di Kota Gunung Sitoli sejak tiga bulan terakhir cenderung rendah. Akan tetapi, lonjakan terjadi pada Juni 2022. Oleh sebab itu, Nurul menyarankan semua pihak agar memberi perhatian penuh terhadap kondisi ini.

"Tentunya ini menjadi concern kita dalam melihat bagaimana perkembangan inflasi ataupun harga-harga di Gunung Sitoli. Memang kalau kita lihat series tiga bulan terakhir, sebetulnya di sana inflasi rendah dan baru kita potret di Bulan Juni ini tercatat tinggi," kata Nurul.

Menurut Nurul, kenaikan harga-harga di Kota Gunung Sitoli kemungkinan disebabkan oleh faktor distribusi. Seperti diketahui, kota tersebut berada di Kepulauan Nias. Tempat tersebut hanya bisa diakses melalui transportasi laut dan udara.

"Ini berdasar pengamatan kami. Boleh jadi ini lebih banyak disebabkan karena suplai distribusi barang menuju Gunung Sitoli yang perlu lebih intens dikuatkan," katanya.

Jika Gunung Sitoli menjadi kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan laju inflasi tertinggi di Indonesia pada Juni 2022, maka kota dengan tingkat inflasi terendah pada periode tersebut adalah Pontianak di Kalimantan Barat, yakni 0,07 persen.

Sementara Kota Kendari di Sulawesi Tenggara mengalami deflasi tertinggi pada Juni 2022. Yakni sebesar 0,61 persen. Sedangkan deflasi terendah dialami oleh Tanjung Pandan di Bangka Belitung, yakni 0,03 persen.

Diberitakan sebelumnya, Sumatra Utara mengalami inflasi 1,40 persen pada Juni 2022. Secara tahun berjalan, inflasi provinsi ini tercatat 4,18 persen. Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi Sumatra Utara tembus 5,61 persen.

Menurut Kepala BPS Sumatra Utara Nurul Hasanudin, laju inflasi Sumatra Utara pada Juni 2022 tercatat lebih tinggi dibanding inflasi nasional.

Catatan tersebut sama seperti tiga bulan sebelumnya atau sejak Maret 2022, inflasi Sumatra Utara masih bertengger di atas sasaran inflasi nasional.

"Pada Juni 2022 ini, inflasi di Sumatra Utara mencapai 1,40 persen. Angka inflasi ini cukup tinggi sebagai mana kita simak juga dari rilis pusat, kita berada di atas angka nasional," kata Nurul.

Laju inflasi sebesar 1,40 persen pada Juni 2022 diperoleh dari gabungan inflasi lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatra Utara.

Yaitu Kota Sibolga sebesar 1,12 persen, Kota Pematang Siantar sebesar 1,36 persen, Kota Medan sebesar 1,39 persen, Kota Padang Sidimpuan sebesar 1,29 persen dan Kota Gunung Sitoli sebesar 2,72 persen.

Nurul mengatakan, upaya pengendalian inflasi mesti dilakukan multipihak sehingga target 3%+1% bisa terjaga. Seperti dituliskan di atas, inflasi Sumatra Utara tembus 5,61 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2022. Sedangkan laju inflasi nasional tercatat 4,35 persen.

"Artinya, target inflasi 3%+1% ini, kalau tidak ada langkah-langkah yang taktis, boleh jadi tidak akan tercapai. Karena inflasi year on year ini biasanya dijadikan sebagai early warning terkait capaian inflasi kita selama genap satu tahun," kata Nurul.

Pada Juni 2022, 10 dari 11 kelompok pengeluaran kompak mengalami inflasi. Hanya kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya yang mengalami deflasi, yakni sebesar 0,02 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran tertinggi adalah kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau. Inflasinya tercatat 3,39 persen dan memberi andil sebesar 1,14 persen.

"Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi yang paling tinggi, yakni 3,39 persen dengan andil inflasi 1,14 persen. Tentunya ini menjadi perhatian kita, bahwa komoditas utamanya selaras dengan yang disampaikan BPS pusat. Di sana ada cabai merah yang tercatat sangat tinggi," kata Nurul.

Secara lebih rinci, 10 kelompok pengeluaran yang inflasi adalah Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 3,39 persen dan memberi andil inflasi 1,14 persen.

Kemudian kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,28 persen dengan andil 0,02 persen, lalu kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,07 persen dengan andil 0,01 persen.

Selanjutnya kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,66 persen dengan andil 0,04 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,06 persen dengan andil 0,00 persen, kelompok Transportasi sebesar 1,89 persen dengan andil 0,19 persen.

Lalu kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen dengan andil 0,00 persen, kelompok Pendidikan sebesar 0,01 persen dan memberi andil 0,00 persen.

Kemudian kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 0,08 persen dengan andil 0,01 persen dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,00 persen dan memberi andil 0,00 persen.

Pada Juni 2022, komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatra Utara antara lain, cabai merah, angkutan udara, bawang merah, ikan dencis, cabai rawit, cabai hijau, dan telur ayam ras.

Secara nasional, inflasi Indonesia pada Juni 2022 tercatat 0,61 persen. Secara tahun berjalan atau tahun kalender, inflasi Indonesia tercatat 3,19 persen. Sedangkan secara tahunan mencapai 4,35 persen.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, inflasi Indonesia pada Juni 2022 menjadi yang paling tinggi sejak Juni 2017 lalu.

Penyebab inflasi kali ini masih disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan telur ayam.

"Ini merupakan inflasi tertinggi sejak Juni 2017. Pada saat itu sebesar 4,37 persen," ujar Margo.

Sejak Maret 2022, laju inflasi tahunan Sumatra Utara tercatat melampaui target sasaran inflasi nasional sebesar 3%+1%.

Pada awal tahun atau Januari 2022, inflasi Sumatra Utara langsung melambung 1,03 persen atau meningkat 2,30 persen (yoy). Jumlahnya kemudian meningkat pada Februari 2022 menjadi 2,45 persen (yoy).

Lonjakan drastis terjadi mulai Maret 2022. Angka inflasi menjadi 3,26 persen (yoy) atau mulai berada di atas sasaran inflasi nasional.

Tren ini berlanjut pada April 2022. Laju inflasi Sumatra Utara tercatat meningkat sebesar 3,63 persen (yoy). Begitu juga pada Mei 2022 yang tercatat 4,18 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper