Bisnis.com, MEDAN - Hingga Triwulan I 2022, realisasi investasi di Sumatra Utara tercatat senilai Rp9,52 triliun. Nilai ini tumbuh sebesar 44 persen (yoy).
Dengan kata lain, realisasi investasi di Sumatra Utara telah mencapai 20 persen dari target tahun ini, yaitu Rp48,70 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara Ibrahim pada Capacity Building North Sumatera Invest Mapping Project (NSI-MSP) 2022 di Kota Medan, Rabu (29/6/2022).
"Melalui program atau aktivitas seperti inilah kita harapkan investasi Provinsi Sumatra Utara tetap on the track, bahkan bisa mencapai seperti yang diinginkan," ujar Ibrahim.
Pada kesempatan berbeda, Ibrahim menjelaskan bahwa perekonomian Sumatra Utara kini memasuki masa recovery setelah sebelumnya sempat mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19.
Menurut Ibrahim, beberapa indikator ekonomi di Sumatra Utara terus menunjukkan perbaikan. Hal ini mengindikasikan perekonomian akan tetap tumbuh.
"Pulihnya ekonomi di Sumatra Utara tercermin pada meningkatnya mobilitas yang dapat mendorong konsumsi masyarakat," kata Ibrahim beberapa waktu lalu.
Optimisme juga muncul seiring peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Menurut Ibrahim, hasil liaison Bank Indonesia juga mencatat adanya peningkatan permintaan domestik dan juga ekspor.
Bank Indonesia memprakirakan perekonomian Sumatra Utara akan tetap tumbuh lebih tinggi pada tahun dibanding 2021 lalu. Pertumbuhannya diprakirakan 3,5 - 4,3 persen.
"Konflik geopolitik yang berkepanjangan dan mengganggu rantai pasok global serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai peningkatan inflasi menjadi hal yang perlu diwaspadai," kata Ibrahim.
Namun demikian, pulihnya mobilitas dan daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat. Tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara juga akan terus tumbuh dan selama tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2021," katanya.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus memperluas implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Sumatra Utara. Hal ini dilakukan guna mendukung upaya pemulihan ekonomi.
Hingga Triwulan II 2022, jumlah merchant QRIS di Sumatra Utara telah mencapai 818,4 ribu merchant atau tumbuh 156,9 persen (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 133 persen (yoy).
"Adapun sebanyak 66,85 persen dari total merchant QRIS di Sumatra Utara merupakan merchant berskala usaha mikro," katanya.
Hingga Mei 2022, jumlah pengguna baru QRIS di Sumatra Utara telah mencapai 402.000 pengguna atau 41,03 persen dari target 980.000 pengguna baru.
"Pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5 - 5,3 persen di tengah kondisi perekonomian global yang diwarnai tekanan inflasi yang tinggi," pungkasnya.