Bisnis.com, PALEMBANG – Penerimaan negara dari bea masuk dan bea keluar di Sumatra Selatan tercatat dalam tren menurun seiring aktivitas industri dan komoditas CPO di provinsi itu.
Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai Kantor Wilayah Sumatra Bagian Timur (DJBC Sumbagtim), penurunan itu terjadi pada April 2022.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumbagtim Sugeng Apriyanto mengatakan turunnya bea keluar tidak terlepas dari menurunnya ekspor CPO pada April 2022.
“Realisasi bea keluar tercatat senilai Rp16,57 miliar. Angka itu turun lebih dari 50 persen dari bulan Maret 2022,” katanya, Selasa (31/5/2022).
Sugeng menambahkan, penurunan juga terjadi pada bea masuk lantaran kegiatan impor dari perusahaan yang beroperasi di Sumsel menurun.
Adapun realisasi bea masuk di Sumsel senilai Rp19,19 miliar atau turun 22,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut dia, impor komoditas mesin oleh perusahaan bubur kertas terbesar di Tanah Air, PT OKI Pulp and Paper Mills, menurun pada periode April 2022.
“Tak hanya itu, hal lain yang turut memengaruhi juga adalah menurunnya impor komoditas pupuk,” kata dia.
Adapun realisasi penerimaan bea cukai secara total hingga April 2022 sebetulnya sudah mencapai target, yakni sebesar Rp158,34 miliar atau sebesar 104,37 persen dari target.
Realisasi itu terdiri dari, bea masuk senilai total Rp71,39 miliar atau 70 persen dari target bea masuk.
Sementara realisasi yang melonjak adalah bea keluar yang mencapai total Rp86,89 miliar atau 174,33 persen dari target Rp49,84 miliar.
“Sumbernya dari bea, untuk cukai belum tercatat ada penghasilan karena belum diberlakukannya cukai plastik,” katanya.