Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah bersama multipihak bakal menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca atau TMC di wilayah Sumatra Selatan dan Jambi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatra, Ferdian Krisnanto, mengatakan penerapan TMC merupakan salah satu pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak dini, terutama di lahan gambut yang rawan terbakar saat kemarau.
“Kita sudah melakukan antisipasi agar tidak terjadi karhutla, juga upaya pemadaman pada lokasi yang terbakar,” katanya, dalam keterangan pers, Selasa (24/5/2022).
Ferdian menerangkan operasi TMC telah bergulir di Provinsi Riau sejak bulan April 2022, di mana terjadi penambahan curah hujan sebanyak 15 persen.
Sementara untuk Sumsel dan Jambi, operasi itu bakal berlangsung selama 15 hari dengan dukungan dari PT Wirakarya Sakti (Sinar Mas Forestry).
Ferdi menjelaskan, operasi TMC menjadi salah satu solusi permanen pencegahan karhutla selain patroli dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sejak tahun 2020.
Adapun tujuan operasi TMC untuk membasahi lahan gambut agar terjaga kelembabannya, menjaga tinggi muka air tetap stabil sehingga tidak mudah terbakar.
“Operasi TMC juga dilakukan untuk mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah kebakaran,”katanya.
Untuk melaksanakan TMC sejak dini, kata dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendapat dukungan dari berbagai instansi dan pihak terkait.
Dia mengemukakan karhutla di Sumsel pada tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, lantaran dimulai dari Kabupaten Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu dan Penukal Abab Lematang Ilir.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah mengatakan, Sumsel menjadi satu daerah rawan karhutla.
Menurut dia, TMC diperlukan untuk membasahi lahan rawan karhutla yang cukup luas.
“TMC sangat dibutuhkan untuk pembasahan lahan, terutama gambut,” katanya.
Kepala BPBD Jambi Bachyuni Deliansyah menambahkan, pencegahan dan penanganan karhutla di Provinsi Jambi turut menjadi perhatian serius dari pihaknya dan pemerintah daerah setempat.
Terlebih ada banyak lahan gambut yang hingga kini masih dimonitoring, agar tak terjadi kekeringan.
“Jika sudah terbakar terutama di kawasan lahan gambut, akan sulit untuk memadamkannya. Karena itu, harus ada pembasahan di awal,” paparnya.
Sementara itu, Agus Wahyudi, Direktur PT Wirakarya Sakti, unit usaha APP Sinar Mas, menambahkan bahwa pihaknya telah mendukung operasi TMC selama dua tahun terakhir.
“Kami sediakan data dan informasi teraktual di lapangan untuk opeasi TMC yang dilaksanakan selama 15 hari ke depan,” katanya.
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto mengungkapkan, seluruh pihak harus bekerja keras dalam rangka minimalisir dan pencegahan karhutla pada tahun 2022.
“Sumsel dan Jambi, merupakan provinsi dengan kawasan luasan gambut yang cukup sifnifikan, sehingga upaya mendorong peningkatan kebasahan gambut jadi strategis yang sangat penting dalam meminimalisir karhutla,” jelasnya.